“RANI MELAHIRKAN ALAMI DI KOLAM AIR HANGAT”
Suasana Sungai Gangga Benares (www.google.com) |
Apa jawab Rani. "Biarin", kalau aku melahirkan disana akan menjadikan aku
sangat berbahagia”, dan secara medis juga tidak apa-apa kalau melakukan
perjalanan pada kehamilan memasuki bulan ke delapan. Tapi aku tetap saja
was-was. Aku seorang dokter, tapi tetap saja tak yakin dengan literatur yang kubaca bahwa seumur kehamilan istriku aman saja bepergian. Aku membawa rombongan full team berangkat kesana, kuboyong Meyan,
Yande. Hanya Kanjeng Mami dan Nitami yang tinggal di Puri. Sepuluh hari aku
ber 'tirta yatra’ ke anak benua Asia itu. Kulihat betapa baghagianya Rani, dan
Meyan bebas berendam menyongsog matahari terbit di tepian Sungai Gangga, bersatu dengan pengunjung yang datang dari seluruh dunia, dan
mereka ber perahu kayuh, melepas matahari senja keperaduannya, sambilmeyusuri sungai Gangga. Aku
takut dengan hal-hal yang mungkin terjadi, Akan tetapi sampai aku mendarat
kembali di Ngurah Rai, semuanya berjalan dengan sangat nyaman dan semuanya
berbahagia. Rani kelihatan sangat berseri dan berkali-kali memeluk Kanjeng Mami
yang menjemput di Bandara. Mengingatkan saat pertama kali Rani kujemput di
bandara yang sama. Mami kelihatannya juga bernostalgia saat saat kehamilannya dulu, tak sadar mami ngeleus perutnya sendiri.
Dengan permintaan yang aneh-aneh
itu, menjadikan aku harus 'sedia payung sebelum hujan', sehinga seriat aku control
Pabrik Wine ku di ujung timur, aku sempatkan mampir dan berdiskusi dengan rekan sejawatku yang
mempunyai klinik menerapkan kelahiran alami, dan kelahiran di dalam air, kata muridku Raisa itu 'bornwater' hehehe.
Kebetulan disana ada spesialis dokter yang menangani kelahiran di dalam air,
Kolekov MD dari Rusia. Dia sudah fasih berbahasa Indonesia, bahkan berbahasa
Bali. Dia membuka Kliniknya di Ubud. "Kengken Kabare Gus"katanyasetiap berjumpa denganku.