“CINTA LAMA DEKARMA DENGAN MAWARDI PANTANG BERSEMI LAGI”
Kado dari Timor Leste (google.co.id) |
Seperti biasa aku Dekarma pulang
menyetir mobilnya sendiri, dia pulang dari Tmor Leste menengok adaik
kesayangannya, dia sangat rindu bermain dengan keponakannya. Seminggu dia
disana, mobilnya dia titip di samping bandara pada sebuah kantor kargo langganannya.
Dekarma diangga[ bagian dari perusahaan kargo itu karena banyak mensupport ide
kreatif untuk iklan perusahaan ini. Burung cerukcuk, becica dab punglor yang
ada saling bersautan seakan tahu kalau tuannya datang, semuanya bersemangat
menyambut.
Seperti biasa Dekarma mendekati
Maida yang sedang online dengan Mangadi. Dia berteriak sampaikan Me bahwa aku
sudah sampai. Nah Maida langsung saja pergi keluar dari ruangan telekonfrense
menuju Bale Bengong, kemudian disusul Dekarma. Dekarma khawatir Maida marah
dengannya. Karena oleh-oleh yang dia bawa dari Timor Leste tidak dihiraukan
oleh Maida. Dekarma sudah hafal dengan kelakuan dari Mamanya itu.
Akhirnya dia merayu Mamanya,
sehingga mau berbicara masalah yang sedang mengganjal hatinya. Padahal Dekarma
merasa selama ini taka da apa-apa dengan mamanya.
“De kamu apa sudah tidak punya
rasa malu lagi de, kamu anak Meme satu satunya, jujurlah sama meme, jangan buat
malu nama keluarga”
“Ada apalagi ne Me, kok meme berbicara
begitu, apa Karma ada salah, Karma rasa selama ini Karma tetap memegang teguh
amanat dari almarhum Ayah, tidak akan buat malu keluarga”
“Nah kamu Tanya saja Neni, guna
menangkal pergunjingan orang apa kamu setuju kalau meme nikahkan saja kamu
dengan Neni”. De Karma mengalah dia
kembali ke kantornya, dan menunggu Neni pulang dari Kuliahnya. Ia tidak ingin
duka di hati meme bertambah lama dan bertambah dalam dia tidak mau berdebat.
Di atas meja kerjanya sudah
tersedia hidangan buah, dan jajanan kesukaannya. Pisangnya kelihatan pisang
raja matan di pohon, dan kuenya merupakan uli yang ditemani dengan tape ketan
hitam, Dekarma ingat benar pesan ayahnya. Tidak makan makanan yang tidak jelas,
dari mana atau dari siapa. Bila tidak berkenan dihati tak usah dimakan, karena
secara sugestif aka nada penolakan dari dalam.
Dekarma tak habis fikir kenapa
Meme marah dan semenyesal itu. Pasti ada masalah yang perlu dirundingkan
sampai-sampai dia menyuruh aku segera nikah dengan Neni saudara sepupuku yang
sudah kuanggap sebagai adik sendiri, yang aku persiapkan untuk mewakili aku
mengelola perusahaan ini. Makanya kuminta dia sekolan Manajemen, pada Fakultas
Ekonomi.
Hari sudah bergulir sore, Neni
menghampiriku ke ruang kerja, Biasa dia menyiapkan snak dan minum aku sore.
Kusuruh dia duduk dulu setelah menyaipak snak dan minuman, padahal aku sendiri
juga bisa melaksanakan akan tetapi itu perintah Meme harus aku ikuti.
“Neni coba kau ceritakan, kenapa
Meme marah padaku, dan menyuruh aku menikah dengan kamu Neni, apa nggak salah
itu?” Kataku. Dan Neni [un menceritakan bahwa Mbak Mawardi kemarin sore datang
membawakan kiriman yang ada di meja itu. “Mawadi istri Pak Lurah itu Neni” Tanya
Dekarma. Ia Mawardi itu, dia menceritakan bahwa dia telah dicerai oleh pak
Lurah. Karena alasannya hanya sepele. Dia tidak setuju kalau Pak Lurah memusuhi
kakak. Kata Mbak Mawardi, dia minta maaf kepada meme karena telah melukai dan
menyakiti keluarga ini. Karena dia memutuskan rencana pernikaan kakak dengannya
dan menikah dengan Pak Lurah empat tahun yang lalu.
“Ohhhhhh begitu aku tahu
persoalannya, kamu tidak usah teruskan lagi Neni dan aku akan menemui Meme
sehabis dia sembahyang sore. Sehabis sandikala nanti. Kau segera bantuan meme
mungkin dia perlu bantuan kamu nen”
Meme dengan kusuknya
bersembahyang ditemani Neni sore itu, dia menggelar tikar di pelataran pura
keluarga kami. Aku ikut bersila disampingnya memanjatkan doa-doa japa setalah
kulapalkan bersam Trisandya. Kulihat Meme sangat kusuk berdoa untuk kebahagian
dan keselamatan kelaurga kami baik yang dirumah maupun yang ada dirantau.
Kulihat wajah Meme bersri-seri, lalu kugapit lengannya kuajak keluar duduk di
Bale bengong.
Kuceritakan bahwa aku dengan
Mawardi, sudah tidak ada hubungan apalagi, sejak dia memutuskan untuk
membatalkan rencana pernikahan denganku, dan memilih menikah dengan Pak Lurah.
Itu hanya karena orang tuanya ada ikatan hutang piutang dengan keluarga Pak
Lurah. Demi menjaga aib keluarga terkait utang piutuang yang sudah jatuh tempo
dengan bank, maka keluarga Pak Lurah yang menyelesaikannya.
Me itu cerita lama, aku tidak
akan mau menelan air ludah ku sendiri yang sudah kuludahkan Me. Meme ingatkan
itu. Kalau masalah jodoh memang aku berencana tahun ini akan melaksanakannya
bila ada jodoh. Memang batalnya pernikahan aku dengan Mawardi menyebabkan
ayahku sakit-sakitan, sampai akhirnya sakitnya itu sebagai penyebab
kematiannya. Aku tahu itu hanya karena ras malu ayahku yang berlebihan.
Setelah ketemu Dr Sri beberapa
bulan lalgu, gejolak keinginanku untuk menikah kembali menjadi menggelegar. Aku
ingat beberapa teman yang pernah dekat denganku beberapa tahun belakangan ini. Beberapa
ada yang sampai mengajak aku menikah karena kecocokan diantara kami. Ada yang
sedaerah, beda daerah sampai ada yang beda kebangsaan. Semuanya kandas tanpa
ada alasan. Mungkin aku sebagai lelaki yang tidak rumantis kali. Tapi kok Dr
Sri kutahu masig ser dengan ku, dapat kubaca dari raut mukanya, dari debaran
jantungnya saat memeluk aku. Akh mungkin aku GeeR kali.
Meme setuju dengan penjelasanku.
Beliau melarang kami untuk menjalin kasih kembali, walau Mawrdi sudah cerai
dengan suaminya. Berita itu samar-samar memang pernah meme dengar akan tetapi
itu sudah bukan perhatian nya. Hanya saja karena pantang bagi keluarga Dekarma
untuk menolak tamu, maka kedatangan Mawardi kemaren sore membuat luka lama
dihati meme menganga kembali.
Dekarma tahu dari cerita Neni.
Bahwa Pak Lurah telah melaporkan Dekarma sebagai seorang warganya yang kena
sakit jiwa dan dipasung diumahnya. Makanya Dr Sri yang mengelola yayasan yang
membatu mengobati dan mengembalikan kesehatan jiwa mereka dengan suka rela,
apalagi bagi yang telah dipasung.
Hahahaha siap yang dipasung.
Kreatifitasku tak dapay dipasung. Biarlah dolar mengalir deras ke rekeningku.
Kau tak peduli dengan omongen lurah yang sudah ada sentiment pribadi dengan
keluargaku ini.
Kepada Meme kuceritakan bahwa aku
memang merencanakan akan segera mengakhiri masa lajangku. Tapi aku minta waktu
kalau tahun ini aku tidak menemukan jodohku, maka aku akan mengikuti saran Meme
untuk menikahi Neni saja. Kebetulan akhir tahun ini Neni diperkirakan akan
lulus sarjanyanya. Sudah cukup modal pendidikan dan pengalaman membantuku untuk
mengelola perusahan ini. “deKarma Corp”.
Meme kulihat meneteskan air mata
melihat adanya jawaban pasti dariku, dan Neni kuingatkan nikah atau tidak
dengan aku, Neni akan tetap menjadi wakilku diperusahan miliku. Termasuk tetap
mengelola semua rekeningku seperti saat ini. Kami berangkulan bertiga, meme-Neni
dan saya sendiri, sebagai rasa meme bahagia mendapatkan kepastian aku untuk
menikah, yang selama ini tidak pernah dia sampaikan.
Kepada Meme kujelaskan juga niat
itu sudah aku rembugkan dengan adikku Mangadi, dan ipar sekalian sahabatku
Kamajaya saat kesempatan rapat keluarga di Timor Leste, termasuk rencana ku
untuk mengabungkan minimal membuat link dengan Biro Arsitek adikku di Dilli,
sehingga mudah terhubung dengan teman-teman seperjuangannya di kota kami,
dengan emmakai ‘backborn” jaringan cyber kami.
Kuperlihatkan kembali semua
oleh-oleh yang kubawa untuk Meme dari Timor Leste, berupa kain tenunan
tradisional dan kopi yang termasuk kelas satu disana. Meme kelihatannya sangat
senang menerimanya. Demikian pula Neni kubelikan sehelai kain songket Timor
Leste yang menurut ku sangat cocok dia pakai dipadankan dengan kebaya.
Meme dan Neni kelihatannya sangat
senang dengan oleh-oleh tersebut. Akupun lega telah mengobati kekecewaan meme,
dan tdiak mengkawatirkan aku akan kembali menjalin kasih dengan Mawardi,
seorang gais –kala itu- yang telah mengecewakan dan membuat malu keluarga kami,
yang harus kami bayar mahal secara moril.
Malampun
semakin larut, burung hantu di kandang telah berbunyi yang menadakan bahwa
sekitar kediaman kami ada wanita yang sedang ngidam. Kamipun terdiam bersama
untuk menikmati suara burung hantu atau celepuk itu, Puk….puk…..puk…. puk….. Akhirnya meme nyeletuk, siapa lagi yang
hamil ya. Ku teruskan dengan kalimat yang biasa dia ucapkan…. “Mantuku kapan ya
hami cucuku….”. karena kami bertiga sudah hafal dengan kalimat meme. Makanya
setalah aku ucapkan itu kamipun tertawa berderai Hahahahahahahahahahahahahha.
Selamat Malam.
Puri Gading, 20 Desember 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar