“AKHIRNYA MARLINA MEMILIH MENIKAH DENGAN RA PAYOU”
Pantai Pandawa |
Rani tidak ingin tahu dari mana
pesan itu, dia asyik menikmati semilir angin pagi itu, roknya setenagh bawah
diterjang ombak, dalam perjalanan mereka menyusuri bibir air laut yang sesekali
menjilat kaki-kaki mereka. Tangan mereka tetap bergandengan. Seakan mereka
tidak dapat dipisahkan. Reno beruntung mendapatkan Luna dia wanita yang
mempunyai pemikiran dewasa, jarang cemburu, atau cemburu tapi tak pernah terungkapkan,
sama seperti Bu Sobar yang kata nya menikah dan terus selalu mengikut suami,
dan dia setia seperti setianya Lasteri kepada Sobar. Sangat beruntung aku
mengenalnya.
Mereka berdua sedang dipengaruhi
dewi asmara, tapi bukan asmara keanank kanakan, mereka pelan tapi pasti menuju
jenjang pernikahan,. Mereka professional, dapat memisahkan mana pekerjaan dan
mana urusan hati mereka. Seperti kita ketahui Luna sebelumnya sebagai konsultan
psikologis yang membangkitkan semangat Reno untuk bangkit menyelesaikan
studinya, sehingga dia berhasil lulus dan menjadi dosen muda di Fakultasnya.
Luna itu sangat pintar menyimpan
rahasia kliennya, sampai-sampai tak satupun kenal klien Luna di Biro
psikologis. Dia sangat mumpuni menjadi psikolog, dia dapat menempatkan dirinya
sebagai konsultan untuk masalah perkawinan, walau kliennya jauh diatas Luna
umurnya. Dan yang aku tahu dia salah satu psikolog yang diperhitungkan dalam
kota ini, terlebih sebagai konsultan perkawinan dan konsultan pemandu bakat dari
remaja yang memilih jurusan saat mereka tamat SMA.
Lepas sandikala, Reno meluncur ke
café yang disebutkan dalam undangan Bu Marlina. Saat dia memarkir kendaraannya,
Reno terkejut kok ada mobilnya Luna parker disana, sedang apa ya dia? Tanya Reno
dalam hati. Tak mau terlambat di undangan Bu Mar, Reno melupakan mobil itu. Di
ruangan sudah ada Bu Mar dengan adik-adik dan keponakannya, dan ada Pak Karma
yang sangat ku kenal wajahnya duduk berdampingan dengan Neni, asisten Bu Mar
yang saat ini kudengar sudah menjadi pegawai negeri di Dinas Pariwisata, karena
keberhasilan Sanggar Tari yang dia kelola, memenangkan bebera kejuaraan, dan
berulang kali mentas di manca negara membawa harum nama daerah. Memang pantas
dia mendapatkannya. Dia cantik, sebagai penari tidak saja seniman akan tetapi
dia juga akademisi, dia master seni tari dari Institut Seni Indonesia. Sehungga
dia diperhitungkan di almamaternya.
Nah ini, tamu terakhir yang kita
tunggu, ucap BU Mar setelah Reno menghampiri ke mejanya, dan dia lebih terkaget
lagi karena Luna juga ada disana. Padahal Reno menyembunyikan pesan bbm tadi
pagi yang dia terima di Pantai Pandawa.
Bapak, Ibu dan Saudara-saudara
sekalian. Pada mala ini Ibu ingin
menyampaikan rencana perkawinan, yang akan segera di lakukan. Bu Mar
menempatkan diri sebagai Ibu, karena memang beliau yang dituakan dalam
pertemuan itu. Saudari Luna terima kasih atas segala saran dan konsulasi yang
telah diberikan kepada kami, demikian juga Reno yang telah membangkitkan
kembali semangat Ibu untuk menapaki hidup ini. Demikian juha Pak Karma dan
Keluarga yang telah Ibu anggap sebagai keluarga. Bulan depan pernikahan Karma
akan dilangsungkan dengan Neni. Hah semuanya terpana mendengarkannya, karena
semuanya tahu bahwa Karma sebagai pacar BU Marlina selama sepuluh tahun
terakhir ini. Ini merupakan keputusan berat, karena Neni sudah berjanji kepada
ibu akan baru menikah bila Ibu menikah, paling tidak sudah merencanakan
pernikahan dengan final. Dengan keluarga Karma, terutama Pak Karma, Ibu dan
Orang tuanya, akan lebih baik bagi saya bila kita tetap seperti sekarang, saya
tetap bagian keluarga Karma.
Dan itu Bu Mar lakukan karena
pernikahannya dengan La Payaol – Bu Mar
Menyebutkannya Ra Payou-, seorang anak muda Prancis yang diperbantukan di
Falutas untuk menginstalasi alat-alat Laboratorium bantuan pemerintah Prancis
sejak setahun lalu. Anaknya sebaya dengan Reno, sangat sopan. Rupanya Bu Mar
merasa tumbuh keberaniannya untuk menikah sejak sering memperhatikan Reno yang
sangat mesra dengan Luna. Reno tak tahu bahwa dengan sepengetahuan Luna, Bu Mar
memanfaatkannya untuk sebagai teraphi untuk membangkitkan keberaniannya dekat
dengan lelaki, karena beberapa tahun belakangan setelah menjadi tulang punggung
keluarga rasa itu sempat hilang. Hanya Karma setia menunggu sampai sepeuluh
tahun lebih. Karma anak baik, dan anak tunggal yang harus meneruskan garis
keturunan keluarga, makanya Bu Mar merestui pernikahan Neni dengan Karma. Bu
Mar tahu Neni menaruh hati sama Karma, demikian pula sebaliknya, karena setiap
Karma datang kerumah bila Bu Mar repot atau belum pulang, pasti Neni yang menemaninya
ngobrol.
Neni lebih muda, energik, dan
seniman. Dia akan lebih pas menikah dengan Karma, yang juga merupakan keluarga
seniman. Karma perlu pendamping yang mempunyai kesamaan budaya dan hobby dengan
keluarnya, Neni lebih pas. Ungkap Bu Mar pada pertemuan itu. Karma dan Neni pun
saling mengangguk setuju apa yang menjadi keputusan mereka bersama.
Reno aku minta dapat membantu
mendesign pernikahan ini, dengan bantuan Luna dan keluarga Sobar yang memang
duunya sangat dekat dengan keluarga Bu Mar, terutama orang tua Bu Mar yang sama
sama penggemar Moge, satu group dengan Sobar. Bagaimana Reno, Luna. “Bagaimana
Calon mempelai dulu, Bu Mar, kalau kami berdua siap saja membantu” ungkap Luna.
“Ya kami setuju, demi bersatunya keluarga besar Karma, dengan keluarga besar
Baginda, sebutan keluarga besar Bu Mar” ungkap Karma secara bersamaan dengan
Neni. Apa lagi neni calon istriku masih bagian dari Keluarga Baginda. Neni,
seorang piatu yang diambil ayah Mar, untuk mendampinginya saat kuliah di kota.
Neni sangat akrab dengan Mar, sehingga Neni dan Marlina seperti kakak adik
saja.
Neni disamping mendampingi Mar
kuliah, juga disekolahkan SMK oleh keluargaBaginda, sehingga akhirnya selesai
pada Magister Seni Tari, serta dibuatkan sanggar di kota oleh Marlina. Semua berbahagia
malam itu. Ponakan Bu Mar menghamoiri memeluk tantenya, sambil terisak, karena
dia telah berhasil memanas mansi tantenya untuk segera menikah, padahal sang
ponakan belum punya niat menikah, kalau tantenya belum menikah.
Ra Payou datang menjelang pertemuan
usai. Bu Mar memperkenalkannya ke seluruh keluarga dan hadirin semuanya,
sebagai calon suaminya. Meraka akan segera menikah, direncanakan dilakukan di
Sebuah tempat di Aljazair, sebuah negeri di Afrika Utara yang banyak keturunan
Perancisnya, diamana keluarga nenek moyang Ra Payu bermukim.
Setelah itu, baru kami akan
berbulan madu ke Paris, dimana Ra Payu menetap dan bekerja, untuk berbulan
madu. Rencananya akan ditepatkan dengan liburan semesteran kuliah. Ra Payou tidak
malu malu menunjukkan romantisme di depan hadirin, dia mencium mesra tangan Bu
Mar. Walau dia lebih muda delapan tahun dari Bu Mar, tapi kelihatannya sangat
serasi.
Semua hadirin berbahagia dengan
keputusan Bu Mar untuk segera melangsungkan pernikahan dengan pemuda
pilihannya. Adik-adik maupun iparnya, keponakan maupun Karma seakan menemukan
oase di tengah padang pasir, pertanyaan terkait dengan keputusan melajang atau
menikahnya BU Mar. Kasihan Bli Karma kata Luna. Dia lelaku yang sangat setia
dengan Bu Mar.
Pertemuan bubar setelah mereka
menikmati hidangan timur tengah yang dihidangkan malam itu. “Wah tanteku
rupanya sudah mulai membiasakan diri makan masakan timur tengah, yang dekat
dengan masakan Aljazair” ungkap Reni seorang keponakannya. Yang lain hanya bisa
menahan senyum saja terhadap kenakalan ponakan-ponakan Bu Mar yang mulai
menggoda tantenya.
Luna pun melanjutkan malam itu
dengan Reno, menyusuri Beach Walk, dan menyuruh sopirnya pulang membawa
mobilnya, karena dia akan pulang bersama Reno. Dalam perbicangan romantic mereka
berdua sambil menatap sinar bulan yang kadang-kadang tertutup daun kelapa
pantai yang ditiup angin. Reno mengucapkan selamat kepada Luna. “telah ku duga,
pasti kau yang menjadi sutradara, ini Luna” terang Reno.
Itu oertanyaan jangan harap mendapatkan
jawaban, karena itu sudah menyangkut
kerahasiaan klient Ren, jangan memaksa aku untuk menjawabnya. Untuk
kebaikan semua tidak ada salahnya bila solusi hidup itu terkadang tak terduga.
Kagagalan Ayah menikah dengan Mama Lasteri, ternyata mempertemukan kita berdua,
walau lewat jalan berliku, pakai acara motivasi mahasiswa yang nyaris DO.
Hahahaha, iya. Kesetiaan Bli Karma perlu mendapatkan apresiasi, yang telah rela
membujang menunggu beban Bu Mar selesai akan menikah dengannya. Tapi karena Bu
Mar khawatir tak dapat memberikan keturunan kepada Karma yang anak tunggal, dan
Bu Mar sudah berumur, dia menawarkannya untuk menikahi Neni.
Bli Karma perlu keberanian,
mengingat umurnya sudah kepala empat untuk mengungkapkan rasa sayangnya
terhadap Neni, dia takut dikira mengkhianati Marlina. Nah La Payoul datang
menaksir, Bu Mar, akan tetapi Bu Mar ragu apakah dia masih bergairah untuk
menikah, mengingat sudah beberapa tahun terakhir ini rasa dan hasrat itu telah
mati. Nah Reno, menjadi sparing partner Bu Mar di kampus, rupanya berhasil
membangkitkan keberanian Bu Mar. Karena Reno suka memuji Bu Mar, dar gaya
busananya, dari aroma farfumnya bahkan dari gaya berbicaranya yang sangat tegas
dengan mahasiswanya semua mendapat pujian atau keritikan dari Reno.
Kalau seorang mahasiswa
mengkritisi atau mengomentari Bu Mar, pasti akan di tekan oleh Bu Mar. Jadi
Luna perlu diberikan apresiasi dalam hal ini. Bertambah lagikesuksesan Luna
dalam menangani klientnya. “Aku sempat was-was tadi Lun, saat Bu Mar mengatakan
mau menikah, aku kira dia akan menikah dengan Aku” bisik Reno ke Luna. “Hahahahah
dasar play boy, ku kira tak ppunya rasa khawatir” sambung Luna.
Akh punyalah, Reno masih punya
rasa khawatir, karena cintanya yang juga sudah di gerbang pernikahan dengan Luna.
Reno takut kalau keisengannya dengan Bu Marlina akan merusak hubungannya dengan
Luna. Ternyata Luna mengetahui seuanya. Luna memang seperti Bu Sobar yang
sangat pawai menjaga perasaan. Memang ruoanya Luna sebagai reinkarnasi Mama
Lasteri, akan tetapi mewariskan ketenangan jiwa BU Sobar, dan keagresipan Sobar
dalam menjalani hidup ini.
Selamat
Bu Marina, Selamat Bli Karma dan Selamat Neni serta Ra Payou hehehe La Payoul,
yang telah menentukan hari pernikahannya. Tinggal Reno dan Luna
mengkonsultasikannya thema pernikahan mereka sehingga Reno bisa membantu
sebagai EO pernikahan. Semoga semuanya dapat berbahagia, dengan kehadiran
berkah dari segala penjuriu………………..ungkap Luna melangkah pulang menuju parkiran
mobil Reno, membelah hiruk pikuknya kota wisata Kuta.
Puri Gading, 13 Juli 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar