Social Icons

Selamat Datang di Blog Itik-Bali

Selamat Jumpa Pembaca yang budiman, selamat datang di blog ini. Blog ini dibuat hanya untuk proses pencurahan hati dan ingin menghibur pembaca sekalian.

Dengan bahasa ringan sehari-hari, saya ingin berbagi cerita pendek yang mudah-mudahan bersambung, sehingga pembaca sekalian diundang untuk melepas lelah dan penat di blog ini.

Semoga pembaca sekalian menikmati dan terhibur setelah membaca. Tentu komentar dan saran anda sangat kami nantikan.

Salam

Minggu, 27 Juli 2014

Rani-21 Pertemuan Rani dengan Suster Salmah



“PERTEMUAN RANI DENGAN SUSTER SALMAH”

dok.timlo.net/nanang rahadian
Suasana Tawangmangu (google.com)
Pertemuan kami dengan Romo berlangsung di sebuah Sanatorium, di daerah dingin Tawangmangu, hawa dingin menyengat kulit masih terasa pagi itu. Kata kawanku bahwa kemarau kali ini ada pengaruh El Nino, sehingga merupakan kemarau yang lebih kering udaranya, menjadikan udara lebih sejuk kebanding kemarau biasanya. Burung-burung tetap berkicau pagi itu menyambut pagi. Sungguh suatu suasana yang sangat asri yang sudah jarang kita temukan di tempat lain.
Para pasien aku lihat melaksanakan olah raga ringan, ada yang berlari-lari kecil, ada yang senam tai chi, ada pula yang kulihat skiping meloncat loncat sekenanya, dan beberapa dari mereka berjalan tetap dengan selimutnya. Kelihatan mereka bebas menikmati paginya dengan mengusu nya dengan kegiatan yang berguna.
Aku duduk-duduk di sebuah gazebo yang menghadap ke arah timur. Lembayung surya dibalik Gunung Lawu aku lihat sangat indah, Rani, istriku kelihatannya rajin mengambil gambar dengan smartphonenya, dan satu gambar kulihat telah dijadikannya Display Picture BBM nya. Sungguh suatu suasana yang sangat aku rindukan. Kata Romo salah satu Yayasan yang menerima CSR perusahanku adalah Sanatorium ini.
Pagi itu aku menikmati pagi, dengan ditemani the segar yang dibuat langsung dengan daun the segar yang dipetik pada perkebunan yang dikelola Sanatorium, ditemani goring ubi Cilawu – sama dengan ubi Cilembu yang aku kenal sebelumnya-, pisang tanduk rebus, kacang rebus. Aku teringat dengan The Poci Tegal, bila memperhatikan The yang dihidangkan. Dalam sebuah poci kecil untuk seorang, lengkap dengan gula batunya.
Sungguh suatu pagi yang mengaduk aduk memoriku. Dalam kekagumanku Romo datang dengan membawa sebuah tas tua Beliau berbarengan datang dengan Rani. Bagaimana Rani, “apa kau sedang dengan suasana disini?”  Tanya Romo. “Wah tempat yang sangat bagus, semoga tempat ini dapat mempercepat penyembuhan pasien yang ada disini” jawab Rani.
Kami asyik menikmati goring ubi Cilawu besama Teh Poci yang pagi itu sangat nikmat sekali. Sambil menikmati teh hangat Romo menceriterakan kegiatan pasien disana, serta produk yang merka hasilkan serta pemasaran yang dilakukan. Teh yang dihasilkan banyak dikirimkan dalam jaringan mitra kerja yayasan yang menaungi Sanatorium. Demikian pula tentang donator yang aktip serta pemanfaatan CSR sangat transparan, Kata Romo setiap ada persembahyangan para pasien semua syake holder ikut didoakan. Dalam hatiku mungkin doa mereka yang ikut menggerakkan maju usaha kami.
Kulihat Rani tidak segembira biasanya, apa mungkin karena suasana dingin pegunungan, dimana biasanya kami beraktifitas lebih banyak di dekat pantai, ataukah dia teringat putra kami yang tidak ikut serta dalam perjalanan kali ini. Akh kan ia sudah aman di pengasuhan neneknya Kanjeng Mami. Rupanya Romo juga melihat gelagat itu, dan menanyakan nya ke Rani. “Kenapa pagi ini kamu tidak segembira biasanya Ran, ada apa rupanya?”, Akh tidak apa-apa Romo, Aku Rapopo, hanya sedikit kedinginan saja:” sahut Rani, sambil mengambil sepotong pisang tanduk rebus yang masih berasap.
Romopun minta ijin agar kami lebih serius dan konsentrasi mendengarkan apa yang akan Romo beritakan. Sudah saatnya Romo harus menyampaikan sesuatu yang harus Romo sampaikan ke kalian berdua, terutama untuk Rani seorang.
Romo menyerahkan sebuah sampul cokelat, yang dalam sampul luarnya tertulis Ratna Ningsih, untuk dibacakan pada saaatnya. Silahkan kamu Cokde membacanya. Biar kami berdua mendengarkannya.
Anakku Ratna Ningsih, ratna di hatiku. Sekarang mungkin kau sudah tumbuh menjadi gadis yang seperti ibu mimpikan. Maafkanlah Ibumu. Ibu menitipkan kamu kepada Romo, agar kau mendapatkan perawatan dan pendidikan semestinya. Kamu tidak boleh ikut dengan kehancuran hatiku, yang telah dirusak oleh keluarga kita sendiri. Ibu terlalu mendewakan cinta, ibu nekat menikah dengan orang seberang. Setelah engkau lahir kami berpisah. Ayahmua meneruskan karirnya di sana di Nusa Tenggara, dan Ibu memutuskan mengabdikan diri ke gereja. Salam Ibumu Rr Angelina Salmah.
NB. Hal-hal lain kau tanyakan saja langsung pada Romo.
“Lho Romo, berarti Romo yahu Ibu saya Romo”. “Ya tahu Romo tahu, siapa ibumu dan siapa Bapakmu” Ambil fotonya ada disana, di dalam amplop satunya Romo simpan foto mereka berdua. Ayah kamu beberapa kali menanyakan datang ke Romo, tapi Romo belum sampaikan apapun. Dia sekarang tetap sendiri di usia pensiunnya sebagai pensiunan. Terakhir kudengar dia menjadi Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi NTB, dia sangat Dendy. Apa kau mau menemuinya Romo bisa mengkondisilkannya, teman Romo ada di Universitas Mataram kenal baik sama ayahmu. Dia merupakan salah satu teman karib ayahmu, yang sering menjadi curhatnya.
Tidak Romo, aku ingin ketemu ibu dulu, baru bersama beliau kami ingin menemui ayahku, kata Rani. Menurut Romo ibuku mengabdikan dirinya di gereja sejak berpisah denganku, beliau berpindah-pindah dari satu negara ke negara lainnya. Dan terakhir dalam masa tuanya beliau mengabdi di sebuah gereja di kota Saigon, Vietnam. Yang belakangan dikenal dengan Ho Chie Mien City. “Apa kau membenci orangtua mu Rani, terutama ibumu yang menitipkan kamu di panti?”.
Rani tidak berhak marah Romo. Rani berterima kasih kepada Tuhan akhirnya aku tahu bahwa kedua prang tuaku masih ada dan Romo ceritakan kepadaku. Tapi kapan aku bisa ketemud engan mereka?. Kami harus bersabar dengan keinginan ini sampai Romo mengaturnya untuk bertemu.
Seorang Suster mendekati kami. Romo bercakap-cakap dengan bahasa mandarin. Entah apa yang di bicarakannya terlihat tanpa emosi dalam wajahnya. Cokde memperkenalkan diri, dengan bahasa mandarin pula, yang kuingat hanya “ni hao” saja. Kami saling berpandangan. Hanya saat bersalaman denganku surter kelihatannya tidak kuasa memandangku. Diapun memelukkua seakan pelukan seorang ibu terhadap anaknya. Pundakkupun kurasakan hangat ternasahi deras air matanya. Namun kenapa ia tetap berbahasa yang tak aku kenal.
“Tidak apa-apa nak, akhirnya kita dipertemukan Tuhan di tempat ini, setalah tiga puluh tahun aku serahkan pengasuhanmua di panti ini” katamya. Memang dalam kompleks sanatorium ini juga ada panti asuhan. Tapi kok aku tidak ingat bahwa aku pernah disini. Aku hanya tahu kecil dan besar di panti asuhan yayasan yang ada di Semarang. Cokdepun ikut mencium tangan suster, eh ibu ku dengan penuh rasa hormat. Setelah diperkenalkan Romo bahwa dia menantunya. Ibu semakin terisak tangisnya. Ia memeluk kami sehingga keharuan kami bertiga membuat Romo ikut meneteskan air mata. Air mata bahagia karena Romo telah dapat melaksanakan amanat ini dengan baik. Akupun sangat berbahagia menemukan ibuku kembali. Tapi aku ragu, karena ibu kelihatannya sangat menikmati keadaannya saat ini.
Kami sepakat dengan ibu dan Romo akan segera bertemu ayah. Yang konon sampai saat ini masih membujang walaupun telah pension dari tugasnya. Kami mohon maaf dengan ibu karena tidak mengajak cucunya ikut serta pada kesempatan ini. Beliau pasti senang dan bahagia melihatnya. Kucoba mencarikan fotonya yang kusimpan dalam telepon genggamku. Kupertunjukkan cucunya Cokde Junior. Dan ibupun semakin terisak,. Aku tak tahu apa kah ibu bersedih apa ibu bahagia.
“Wajah anakmua merupakan perpaduan wajah ayahmua, kakekmu di Solo dan ayahnya sendiri atau neneknya, aku belum tahu. Tapi dalam wajah itu kulihat wajah ayahmua Rani. Walau masih terasa kaku dalam obrolan, siang itu kami lewati dengan berceita berdua. Aku jadi mengerti kenapa mama tidak mau lagi pulang kerumah kakek, kenapa beliau memutuskan menaruh aku di panti asuhan, dan kenapa ayahku tidak menikah kembali. Itu semata-mata karena satu kata yang mereka agungkan sekalian mereka benci. Kata itu adalah ‘Cinta’.
Ayah dan Ibu mempertahankan cinta mereka menyatukannya, dengan harapan keluarga ibu akan merestuinya. Ternyata restu itu tidak juga mereka dapatkan sampai aku lahir. Kakek-nenekku dari pihak ibu tidak mau kehilangan muka karena telah menerima pinangan kerabatnya yang telah terlanjur mereka terima tanpa persetujuan dan sepengetahuan aku. Saking cintanya kepada ibu ayahku, konon sampai saat ini tidak menikah kembali, karena sejatinya belau belum pernah bercerai dengan ibuku, walau ia anak lelaki satu-satunya dalaam keluarga. Aku hanya numpang lahir di Mataram. Sekarang baru aku tahu bahwa kota Mataram dalam akte kelahiranku ternayta Mataram NTB, yang awalnya ku kira Mataram Jogyakarta.
Aku hanya berharap Romo segera mempertemukan kami dengan ayahku……… semoga keinginan baik akan berakhir dengan baik doaku.Ternyata dalam keadaaan seperti ini yak terasa semua hidangan teh poci, ubi goring cilawu, psang tanduk rebus telah ludes kami santap. Burung-burungpun telah pergi mencari makan untuk kembali lagi sore hari, Dan kami meneruskan obrolan hari tiu bertiga, ibu, Cokde dan aku di villa tempat kami menginap.
Puri Gading, Hari Lebaran, 28 Juli 2014


Sebuah Pencarian



“SEBUAH PENCARIAN”

Satu persatu kau pergi
Sepi kembali melanda rumah ini anakku
Kau pergi menyongsong seberkas sinar
Sinar harapan yang menuntunmu ke suatu tempat
Yang kau sendiri sebenanya tidak tahu
Berjuanglah anakku
Percayalah anakku
Dalam kegelapan pasti ada titik terang, carilah
Dalam ruang yang tertutup pasti ada pintu, temukanlah
Dalam kesulitan pasti ada peluang
Sama dengan apa yang engkau cari selama ini
Kau yakini ia ada
Kutahu engkau mencari kebahagiaan
Semakin kau cari emakin tidak engkau temukan anakku
Nikmatilah dia, baru engkau rasakan
Jangan kau tanyakan kepada siapapun bagaimana dia itu
Karena tak ada jawaban yang sama kau dapatkan
Tidak ada rujukan yang akan dapat kau jadikan pegangan
Semuanya mempunyai satuan yang berbeda anakku
Nikmatilah dia dalam perjalanan ini
Karena sejatinya itulha yang kau cari
Rasakanlah, seperti musafir merasakan nikmatnya tegukan air oase
Oase di padang pasir anakku
Walau perjalanan masih sangat jauh.
=======--============================
Selamat Menunaikan Sholat Ied 1435 H
Puri Gading, 28 Juli 2014.

Sabtu, 12 Juli 2014

Sobar-12 Pilihan Marlina



“AKHIRNYA MARLINA MEMILIH MENIKAH DENGAN RA PAYOU”


data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBxQTEhUUEhQVFRUXFxUXGBgVFxQUGBcXFBQXFxQUFBUYHCggGBolHBQUITEhJSkrLi4uFx8zODMsNygtLisBCgoKDg0OFxAQGiwlICQsLCwsLC8sLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLDQsLCwsLCwsLf/AABEIALcBEwMBIgACEQEDEQH/xAAcAAABBQEBAQAAAAAAAAAAAAAAAQIDBAUGBwj/xABBEAABAwIDBQYDBgUDAgcAAAABAAIRAyEEEjEFBkFRYRMicYGRoTKx8BRCUsHR4SMzcpLxFmKyFdIHU4KTosLT/8QAGgEAAwEBAQEAAAAAAAAAAAAAAAECAwQFBv/EAC0RAAICAQMDAgUEAwEAAAAAAAABAhEDEiExE0FRBKEUYYGx0SJSccEyQuEF/9oADAMBAAIRAxEAPwDjITk4hEL6Y8uxqVOhLCKFYxKnQlhOgsYlToRCKCxqE6EQgVjUJ0JYQA1CdCITAahOhEJANSpYRCYCISwiEgEStBKcxquYOleZSboaGYKpkdcLrdn7SGUcFzgaJkp78ZFgubJHWWnR14xQdZV8bTbGkrDoYuOKkrY8rHptMvUY20mXPAzwVBW8Y+SVWhdsFsZMakToRCqhDUifCSEDH0wpnOVZBKhxGmTColUDUJaR2BCWFM6ndJlWiZmRZUuVS5UZUxEeVGVS5UZUAR5UZVLlRlQBFlRlUuVEIAiyoyqSEQgRHlRlUkIhAyPKjKpIRCAI8qMqkhEIAjyoyqSEQgBoCkahgupyFLGhCCmOYrTXqKo6FCbKBjlNEieCpueU8VDHRNxEmRVtVFlUrk2FaQrI4RCkhJCAGQkhSQkhAyOEkJ5CQhAA0WQnNCEhnR12NDjayhrYVr+hW5g8DnB0F+PtCjxex3tJhpPhdcEZ0+TVo5SpQLTBTcq18RSmx191RfS5LthO0YSVFfKjKpsiMi0IshyoyqbIjKgLIcqMqmypMqYWQ5UZVNlRlSCyHKjKpcqMqAshyoyqbKkyoCyLKjKpcqMqAsiyoyqTKjKkFkcJYT4SwgBAUwhSQiEDsihEKSEZUwIoRCkyoyoAihEKXKkyoHZFCSFLlSZUgsjISQpMqTKgYjQkUrQhIDssM51N19JW/hcYwzePP6suYwe2KdUS0yOPAjx5K22sPFeTakdbTib+NoU3gnK3vCDoZ5SuYx2xjJLG5TawMjxvotPCbQIEZTCv0cTN4joVUZyhwTKKkcVidl1KYzPZA0mQR5xoqvZrvcRd0Ai/CdehCxcRs+HHuiPIDwkrrx+pv/I554a4Ob7NHZraNJo1apewpO4R4WW3VXgy0mB2aMi6P/pLXaWUdXYRGh9UutEeiRz+VGVab9nOCgdhiNQrUkyXaKgpyl+zHkrf2Uq3hqBtASlOhpWY7qJHBMyLpXYU8vmqVXZ5v3fNSsqY3FmPkSZFeq4YhRdmtE7JK2RJkVns0dmmKytkRlVjIjIgdlfKkyqzkSZEBZXyoyqxkSZEBZBlSZVYyI7NFjsr5UZVPkSimixoqlqTKrow3MwmvaOAU6l2KoqZU3KrBanUsOXGw8+AQ3QIrtahbDNmNi70iy60S9DOXobNjLVwld1NwN21NWjo4fEOkfvpbcq4rIHiq0CBJpNFNroJ73GDzjpYXXK4bH8nidIeMvHnoVsYLaVRrtSRy1EeHP8AVfOa5RPa0Rkaexd83NgYhsTo6JB6yLHhouyobUa4BzdDoRcLhauJp1bPYBoT3QZ6HQ+hTsDhX0nE4arDTcsnM2+kNcJP9wWsc7MpYEehUWOqCWyY4i/yS4mi8NEtsNb69SFy2G225veqUalMt++zvT1DWEwI6z4rd2dvVSrARUpvOk2a7zYYK6IZ75MJYK4FqDp8k5mClWa+IBl1oFyR0Cq4ba9M2DgeQgg+AXSstdzmljst0MLlUpB5qNuNHIqVuLbx+Sb1ErSRVKnRZ9eOX16raOR3RVn7LB+/7fuqhNLkmcZPgxC7kB7p7MQ4cAtilskC+a/gCPmrLmN0LR6BXLNHsrJjil32MqjjebfQLSoVQeHspDlbyHlb1SioDpdYSknwjaMWuWQYjBMdqB4hY2J2TBstmvU5Qsx73OOsLTFKS7kZEvBlVMKRqojSWhUpX5paWEc74Wk/XNdWuuTlq+DO7JXcFsd9TSB/UYnwstOjh+xMkBzrQQdOfmpjiiTPFYzzv/U3hh/cc1Vw5aSCIIJB8QmdktjGUy9zn2E/RKq9jchaxy7Gbg7KHZI7JaNPCkrQw+GptaQRmcbf4SlmSKjjbOfNJK2gTYCTyXVPpMP3RPgqha1piJJ5fms/iL7GnRruZmD2SXkz3QOYmTyWuzY9FoEyTzn3hQPxJHROGLBEFZzyTkXGEUR1qFN0saANL2nXh1VSvsum0iCT0J/ZWHFv3RfndVMXUcT8k4uXCYSruhK+HYLkDkP8KrWxAFhp0spDRggvPlN06tiGxAa30Ve4ikK5QgNSLT9JNyPNzs4FmcuiQ86gRlMXBHgoBTcwnJVkCJiQLmPDiEyrUpu+I1fvEQ1puTYXda1z156qs8tzd3MWyImAesgSPdeTKeNpJQ+56CjNPk3aO1SOAPWXD5QrVPaeeGtBY4mJBDgL34A8FzTpANiASYza/ULS2bUAAjNMCRaJzHvC1hlA854WWEoRu0jVTlxZt0dv16Zi/MgzwmB4QRe2qlw+8by/MWDMSAXNhp6AuBBN45hZ2LdnfU1be2ZwH4dCBobxb1UmFwonNaJBt5SfZJQRWpmzS3lZUcO1Y0iYJcYcJn4HAyNPZbezMBQxMso1CKl3NYS2SB8TM1pPEGOJnSVwTZZSIkDtmiQdRlqZhBm0lkcoKsMaJsCTnF7Wjh5iOKemhKVnfbF2nlfUpVTUOQ6PY7uxaHO1bFtbFdRhajCAW5XAj7pzA+68fw1V7HZmuAfMGHDMAGuMiDeQBx4xxt2ezMTVDSf5jdGtnvA/iMNuDGmYRr47QzaUlLgxng1bx5Oyzj8Ke2uBqshmLyWrgtzQ6YLsrcokZoAHeDuZ+GCbrawmMw4APaU76S4T7reM1JWczjKLoZXrkX0VV2IW39vpQZewj+pv6rLrYrBh4zOF9Q0uADRdzoA0AHDn5i00luQ7boY3EmOiifiY4Qt/C4fA1NHNMmQHVIPgBMgepT62w8KWnK4gzYtdmjoAZke/VSskfBbxy8nKmpNv8KIgLp3bCo5QO+XTd0i/SIgBOqbqNdBa4sHGRmn3sVp1ooy6Umc3TpNIuVMKvZg5SIOtwurw+6+HHxBzv6nR6ZYWfi9z2l006haOIc0OjwIj39VHWjJ02aLC4q0jka+KdUeT9WVzDPAFzfkuuwu6tAfFneeMuyj0bC027HoBuQUmZfCT4ybz1Slnjwilil3OAe4KtVeNV2G0d0aJBNN5pngHHM33v7nwWHhN1qrj/EcxoB+7LieokCB9Qrjkg1dkShLwY9SraB5q1htn1nNLmscQNO66/wDTa66zB7Bo075cx5v7x9NB5BbmDaIMKJ5q4NI4vJ5y3G5bEQRwvPms+vWJdI/Nep47ZtKr/Mptd1IgjwcLhc3tDctpk0Khafw1Lt8A4CQPIpwyx7iljl2OM7SNSo2eforO2NkYnDguqUSWj7zDnHiS0d0eMKngKdesP4dF5HMnK3+50D3XQnFq0zHdOi12/IkdFXqvOsrYwm7Tz/Nc1vRsvPmTAHutfD7v0W6tLz/vM+2nsoeSKNFCTONp0HvPdBcegn1haeD3dqO/mAttaMpJ6fFb0XZU6AAgAAcgICkDVm8z7FrEu5zdPdhsXa7/AN0f/khdNmQs9c/JeiPg+VO0s8cDGsHw+S0cBsAva15eBIBiPMXlZtDDl5gayfddTg6ga1rHloLQLyL8JE+C5tUbNyxT3d7RsTI6W09fksTa2zDhq7Gkgh0EayJcRddvhNqUmU5Lxc8L/Jcvt7GnEVMzAQ0Na24vZ+aeQvHonJ2CM8uIe74e+dDHESZ56haIr5Wu0nK6BIv3TEDXgqzcCCc3QewA/JaOzMA5zob3jYQbD1P1dQMpbIL2ueHaGYzAEdJngt/YG7tSq+zcwzNJP3bcHOH+V0GA3MJANVx5loAjwmb+i63ZmAFFhbSaW+Z/VS5eCkZbNw6E53ABw7x7PNJMaZnk24WAV3djZLmPdUqU3MBaG5SWwSCwh2VpN5Dr+C0qdN/Evn2UzGuDuMeakO9lbeVzjR7Om0OdVPZjMcoEse4uk8RlXAbae7OxjKj2S3I5rXF0Ck51PMckB3dYXaL0XaOyqdcRWpZxyM/kVnP3Pw0fw6ZovF2vY4gg+BJBH1ZOGRwdx5FKClszm9vfYshfkn7uem5rA5+SiB3WkgDvVXElo+GOKo0t2arqIq4aqys3KZZIL2E/E1wMg210XQYzA42kO62liGzw+MdSwx7OJU+GZjajZbSaxwIkVO0pmIN2X1kfiXHLPlW2j3/4bKPzOSftyvRDA6kAQe8RYOmZLgLSZixAPQ3SbB3ibTqfxHVMozEQTIe4yX2jMLkRHHovUcVs5tWiG1Ghz4BNy2XRoXtGnkV5ztzdSrJy4VzRc9wir5yBPqF1xk/JEtL5R0FXbNOpBpY5oaC0HNU7N0kmwzgEaa8FsbMxOIADu0qPpmcpkVQ5smDnMyOoXjON2dVoyHsc2dMzS0nlqtnYu+GJoU+za8BtgDlY6IvabexWvUl3MnhhW1nrlTbbgBD8pJaDmaHWJgmAAFz2828tSm9rHYiQ4B0NYGHLLgR3STYgc9Vz2zP/ABBe5wZimscA5pzAFumos0z6LK3k25TxGJa8U8jGQ05SXFzBUJLgCBBIOnRZ5JtxdLc39Nhx9RdR7HY4TG4gtBp4h2VwJ7rrWIFp/LkrGG25jGPg1C8AAkODTIJPECRoeKoU9sYNrmZC5kNhk5QIflJInyk+K0cMaVao7s6rfgpgaAk5qkxMTw9V0Rzw4a9jz8npMieqMufnZsf6lpfep1p/paf/ALJ43nof7x4t/QrMqbMqDSCq9TD1OLZ91onjZk/iI+DcO8eH/wDMP9j/ANFfwO8OGgDtmgmfizN/5AcFxj6EasA9AfRUcRSHaU+7wqcxwCqUYUTHNmvdLv8AY9O/6tQgntqUC9qjD7Ss0bzUHGGvaP65b+3uuJ+ztPP1ULsEOfqJTWKPkj4ya5iegvxLnaOt009tVCaZXE4btWWZVLRyDnAeim+2YoaVSfMH/kE+n4aKXrI90zsG00EQuPG2MWOM+LaZ+QTv9Q4kasaf/Q78nI6Uil6vH8zrCUhcuW/1W8fFSb5Oc35gp7d7W8aTh4OB+cI6UvBa9Tjfc6PMkWAN6aX4Knoz/uQlol4H18fk8F7OXCwBM8StCiIsLHmRmPupG7PIBIknk0THUxwV3BYYHlIuc0geJK5KOwhpYYOhzr6AEz7AK/RwhNmscTyALjPKNAup2HsE1C11SmG0wNC0NzHowCzep6LssDgG07MaG+H6qHKh0efYHcuvUMuim3rd3oPkYXb7F3fZQHdu7i4xPlyHgtljFMxql2x8ETKKsNppzWp4CKCxuVNY6Tbhf1t+vqpS1FOnExxMn5fIIAeEQEoCISGLA4hLlCAiEgELQkcwGxv7p4QUDOcr7nYV2jXN/pd/3SuY3m3MFOn/AAXOdPDss0DiS5tgPJelQkKLA+fauxXgn4BB4k6Xt019lDVw5M5nfDa56fdnUL3vG7Lo1f5lNrjziD/cIPusmvuZhHCDTP8Ac4/MlVqFR4rUp1A3LZw1EEEt9DafzWju1vBVwlTOGNcSIIe0HwIcLtdc6Hoel/be7rGVntafgcQI0MG0jmqNPAvY6QWxoLTbwTGjusF/4lMI/i0XA8OzIPqHRHupMdvrh61CowOqUHuY4Nc5pgEi3eZJHivNsVSyFoLhLjExEeY01UWKr1GiD3hYSS135z68upmv0sW6Ov3M3ty/wcSC+nngVSSSyQIDvxNkE6zc6xC6wYvD169LsarHQ2tmAiQYpxIgEaryFj3gQ5rS119WnhaQLyn08aczHENGa0yDAkTIBJtOhhLfyOos9tfs0/7T5Qq9XA82R4X+RC85diSC+jVrg08ozDtWta8FoeBTIecxgQAGnvQCQsEbZfShrqxrULzSc4EZg05Q5hOgJHfAjXiIWqlJLkxlCF1R6jg69Co57WPlzDDrPEGYIktgkEXg2VtmEafvx6H8wvG6m36rhDS1kEub2Qa3mSC4d4+ZVnDb04gaVnH+o5vZ0o6rRD9NB8I9bOzSfhqNP10lQVMFVAnKSOY73yXntHfeuPiDHeLY/wCJC7XdTbJxVNzmkscwgOEyO9MEcYsVazIxl6OI99Vw1keMqvUynVoK3XuqjiCOoB+YVGvmM5mtv/tHtCtZo+TJ+iM0NZ+EIVo0hy+f6oV9X5kfBsxti7q1g4Go5rGzJY3vTHMj9V2dPBMgDKDGmYZj6lSNUnaALgds9SyRjFM0KkcWAk+2Wsigs0mhPas2liSrDK5P1ZOgsvhKqnbqRuIHOfdKgLITk0JQkMclhNCWUhjoSpkpZQA5EpJQgBSklCCgBpQUfJI8pAQYnB06g77Gu8Wg+/ArBxu59Fwlhcw3tOYdJm+vVdKmlAHm+O3NrCO4188WuAA6HNCyMduJXOlNzY/CWOHoDdeupHDzT1MKPA8Zu/UpkiDm0IIykeIKrs2PVBaYbAm2n1ovVd+cGIZVFjOQi3IkEnnaFxzyqVtBsc9tPZ9V9xYgQNI1nVVcO99Frg6nTcHWcHt1FrZm5Xi44OC6Wo7l6Sq1WmDILZB1BuEbj2OXfXZnzUx2dvuvc6ABe7yTHQkqi54B4c7R6Stra1Omx7A1oaXaxykCR7qOvs0dD/8AEp2TRl9quh3M279lxDXOzZHDK8DXKdHDmQYPkeawKtBrXcTHDmq76hmTx6IQnuqPeKW9OGdlioYdAAyu4mJJiwB15cea0WOY+crmu8I/JeDYPFGB3gS02sZBOp11jkr9HF1i7uls85yf8oK16cGuWZPJNcL3Paso5fNC8so7UxwAEVD4PP5GEKNEfPsHUyft9z0UYw858reSYKxPX65KmH3sJ8wD1hNfjY+FrvOPbmqx45zlpjH67fm/YjN6jHijc3X0f4r3NCmZ/OVOx/Ty18ysFu0Hg625QOCu0Ma92lMePwjxNrrX1Po/UYoaopP6pe7/AKs4cX/rYcj0xTv+PxZsUi4m/oPn7qxktaSeh05GT81SwdMgEuIM8dJ5AToNfcqeTwIvqeH1AXOk635+XB6UW2raonzcLzpY34Tc/XoreDBOotw8lTpU80Hh9dVfw4g9NI4W4oZZbCcmJwUFChKmpUgHNSpClTAVCRASGCJQUjkAK7XogJJQgQJEEppcBAQMHJpTnCSkmfJAEFai1wLXgOaRBBXNbQ3Ppk/wnlltHd4esyPddRF+n580jje/kfyTWwHmuM3er0wSacgcWkO8bC/ssd7F6+3n1WVj9iUa0lzMrvxMhrvMaHzVavIjynE4MO+IA+KpVsBysu22juvWZdkVG8CLHzaePhKwX0iCQ4EEWgi/mmByuLwhAJIkBY5u2eojzXelgVLE7OY/Vo5zEHoZCBUcnicPlyxeTCfSe5tgbAwQeHXwW5iNk3BF4uOCzdp0srCSINhPmmmJoWhWqFoI0/dCfQbVDQA8gRpJQnrYqPWabZ1sOZFgOvRT1KGQ38o48j8oCrtoWl3pOnW3FXWQSybwDrrY8T4H3XNmcoTjK/072v4Vqn9K8Gc3JcEWGw1y5wEk9D5Dr1WlTpCZIFhqZgR58LqiK5PwtETxJA8rEnzhGKLyMhLWgjvQZMcj/hbVmzSjqaivevFb/X7dxJ48MHoi5P8At929kXi8O+EW4eHPxKs0Kc/Fpbwj9/yVHBSIiMoEDU2FtTF9FfpuPE/v+yp87GkbpWW6dO9pVljf0VcVIFvrwVhgspKRIhIEJDHhLKZKWUgHgoBSAoQMcClTUEoAUpESmjkgBQU0pUZkAKmNMiTolaLJHBAC6R9SkJ90jzokJsgAIhMN9dEs2TQgBHvERrz/AFTGGDl+oSPpyZjh+6Ua3QAxwg9OA+tFQ2jsulVu+mC7ndrukltyr1U346aprhpz5oAwcbuxRfBaC2ODTr6grNrbpA/BVI6ObPuI+S6vEPItw4Hl+oUcRY6xrzRbGcNjd16zfhDXjoYPoYWdV2LWDZdSdHkfbVejZSCRwPt4JgZHX60KLYHl/wBnaNWieohC9MdTk6IRYGQ0kmALq5Tw/D6nndIhaPwZNJkzKZa3u66AmLcygYcD6m/XmhCLCixTEaDW5n5eU+5UrTcA/QAk+yEJDLuHMkRYa8L3/VXEISY0KnBKhIYiUoQgBYShCEgAoQhMBZTGaIQkApTWJUJgPJTHFCEANLdPzSOdp4whCBjWiE1rYKEIAje+DGqCb9EISAbl9UwEoQgCN1wQUwMtfVIhADC1RVJ/whCQwB6+yEIRYH//2Q==
Pantai Pandawa
Pagi itu Reno sedang berjalan menyusuri pantai Pandawa bersama Luna. Meraka menyaksikan betapa ramai dan lepasnya  para wisatawan menikmati pantai yang baru sekitar lima tahunan ramai dikunjungi wisatawan. Mereka umumnya wisatawan yang tidak ingin terganggu riuhnya para pengasong, para pengunjung iseng yang memperhatikan mereka. Disini mereka bebas menikmati alam, menikmati deburan ombak Samudera Hindia. Tiba-tiba bbm masuk ke Blackberry nya. Ternyata itu dari BU Marlina yang mengundangnya untuk dapat hadir dalam pertemuan yang dia inisiasi di sebuah café, di bilangan Beach Walk Kuta, selepas Sandikala, atau magrib malam nanti.

Rani tidak ingin tahu dari mana pesan itu, dia asyik menikmati semilir angin pagi itu, roknya setenagh bawah diterjang ombak, dalam perjalanan mereka menyusuri bibir air laut yang sesekali menjilat kaki-kaki mereka. Tangan mereka tetap bergandengan. Seakan mereka tidak dapat dipisahkan. Reno beruntung mendapatkan Luna dia wanita yang mempunyai pemikiran dewasa, jarang cemburu, atau cemburu tapi tak pernah terungkapkan, sama seperti Bu Sobar yang kata nya menikah dan terus selalu mengikut suami, dan dia setia seperti setianya Lasteri kepada Sobar. Sangat beruntung aku mengenalnya.

Mereka berdua sedang dipengaruhi dewi asmara, tapi bukan asmara keanank kanakan, mereka pelan tapi pasti menuju jenjang pernikahan,. Mereka professional, dapat memisahkan mana pekerjaan dan mana urusan hati mereka. Seperti kita ketahui Luna sebelumnya sebagai konsultan psikologis yang membangkitkan semangat Reno untuk bangkit menyelesaikan studinya, sehingga dia berhasil lulus dan menjadi dosen muda di Fakultasnya.

Luna itu sangat pintar menyimpan rahasia kliennya, sampai-sampai tak satupun kenal klien Luna di Biro psikologis. Dia sangat mumpuni menjadi psikolog, dia dapat menempatkan dirinya sebagai konsultan untuk masalah perkawinan, walau kliennya jauh diatas Luna umurnya. Dan yang aku tahu dia salah satu psikolog yang diperhitungkan dalam kota ini, terlebih sebagai konsultan perkawinan dan konsultan pemandu bakat dari remaja yang memilih jurusan saat mereka tamat SMA.

Minggu, 06 Juli 2014

Sobar-11 : Move on Dari Kegalauan Hati Marlina



“MOVE ON DARI KEGALAUAN HATI MARLINA”

Gerbang NUsa Dua ( google.com)
Seharian aku sibuk dengan memberikan kuliah konstruksi tahan gempa berupa kuliah umum. Terasa sangat menguras tenaga. Habis makan siang menjadi penguji Projek Akhir mahasiswa ku. Memang anak sekarang sudah sangat maju dan teknik debatnyapun sudah sangat baik. Aku terpesona dengan beberapa presentasi makasiswaku. Menurut beberapa rekan dosen dan aku jua, tugas akhir mereka seakan telah melampaui tugas yang sebenarnya. Mungkin karena projek bangunan zaman sekarang lebh banyak bersekala menengah ke atas.
Seorang mahasiswaku mengambil pojek perencanaan Jalan Tol di atas perairan Bali, contohnya menurut rekan-rekan dosen, itu sangat besar untuk projek akhir seorang Calon Sarjana Teknik. Konstruksi Kuta River Vier, juga menurut aku cukup berat bagi seorang Calon Sarjana Teknik, bila ditinjau dari lama pelaksanaannya sehingga dapat menggangu waktu tempuh kuliah di Teknik Sipil.
Aku kebagian dua sesi ujian, karena Bu Marlina memintaku untuk menggantikannya pda sesi kedua. Kebetulan aku taka da acara dengan Luna yang balik ke kampong untuk suatu keperluan dengan seluruh keluargamya. Aku ingin ikut tapi dilarangnya, karena Luna tahu jadwalku sangat padat pada akhir semester ini.
Hampit pk 17 00 aku keluar dari ruang ujian bersama rekan-rekan dosen lainnya setelah setelah pengumuman kelulusan mereka yang sedang menjalani ukian. Pada prinsipnya semua lulus, tapi ada dua anak yang harus mengadalak koreksi beberapa konstanta teknik dalam perhitungan bangunan tahan gempa, mengingat saat ini berlaku zonasi baru dalam peta indeks resiko gempa untuk Bali Selatan.
Kuperhatikan telepon genggamku, ternyata cukup banyak pesan masuk. Dari mamaku, biasa mengingatkan jangan terlalu memaksa diri untuk bekerja, dari Luna yang mengabarkan bahwa keluarga Sobar masih beberapa hari lagi ada dikampung, aku balas bahwa akhir pecan aku menyusulnya ke kampong. Kuceritakan aku baru saja menguji mahasiswaku, dam Luna membalasnya dengan Selamat Pak Dosen Muda. Hahahaha…….. . Selesai bbm an dengan Luna sebuah pesan masuk ke BB ku, ternyata itu pesan dari Bu Marlina yang meminta aku datang ke Hotel Westin mampir. Ku tahu pasti ada projek yang harus didiskusikannya, yang ku tahu Bu Mar suka menyendiri saat membuat prosposal sebuah projek.
Dari kampus aku meluncur ke kawasan Nusa Dua, dimana Hotel Westin berada. Sore itu aku menerobos sinar cemerlang menjelang sunset mentari jingga menerobos Tol dari Benoa menuju Nusa Dua. Lagu-lagunya Superman Is dead menemani aku sepanjang perjalanan. Kurang dari empat puluh menit aku sudah memasuki kawasan resot hotel Nusa Dua. Setelah melalui pemeriksaaan yang cukup kerat di gerbang hotel, aku parkir, di lapangan parkir sebelah hotel, kulihat mobil Bu Mar ada disana. Aku menuju kamar Bu Mar.
AKu bergegas menuju ruang yang biasa bu Mar tempati di saat menyelesaikan projek. Ruang itupun sudah beberapa kali kudatangi saat konsultasi thesis Master ku dulu. Ruangan sangat lengkap. Ada studio kecil, merangkap ruang pertemuan kecil, teras menghadap ke laut lepas di latar belakangi pohon kelapa, di alasi permadani rumput hijau. Beberapa wisatawan asing kuliaht masih mandi dan bermalas malasan di belakang hotel, ditepian pantai.
Bu Marlina sudah menunggu aku rupanya, namun kali ini kuliaht pakaiannya tidak formal, dengan daster yang kelihatannya dari rumh mode dengan kain yang cukup berkelas. Aku dipersilahkan masuk ke studio, sayup sayup tercium farfum BU Mar, sesekali aroma farfum ini juga tercium di ruang kerja Bu Mar di Fakultas.
Wajah BU Mar kulihat capek, namun masih berseri seri menyambut kedatanganku, apa ingin menyembunyikan kelelahannya atau memang gembira atas kedatanganku> Mungkin aku ke GR an. Bu Mar mengajak aku diskusi di ruang studio tentang projeknya, sepintas saja katanya, siapa tahu kamu tertarik bergabung Ren. Aku butuh seorang perencana konstruksi tahan gempa, aku melihat kemampuan itu ada padamu. Aku akan mengerjakan sisi lainnya, kata Bu Mar.
Kuperhatikan memang ia sedang rada capek, karena sambil diskusi sesekali tangannya memijit pundaknya. Kami melaporkan hasil ujian tadi, terutama mahasiswa yang seharusnya beliau uji, kuserahkan tugas akhir mahasiswa itu lengkap dengan catatatn-catatan Bu Mar yang dia goreskan disana. Aku telah melaksanakan tugasku, dan penilaianku hamper mirip dengan penilaian Bu Marlina.
Sudah dua gelas tanggung jus jeruk ku teguk, dan Bu Marlina menawarkan kopi kepadaku, sambil menikmati burung-burung kembali ke kandangnya, di pepohonan belakang hotel kulihat beberpa burung bangau telah tiba dari pengembaraannya mencari makan di musim kemarau ini. Sambil memberikan cangkir kopi yang dibuatnya dia duduk disebelahku,
Sambil menikmati kopi latte yang dibuatkan Bu Mar, aku menawarkan bagaimana bila kubantu mijitin pundaknya yang kelu. Padahal aku malu duduk didekatnya, deru jantung mudaku menderu sangat tergoda farfumnya. Sangan romantic kata temanku Pimonk dari France. Bu Mar menganggukkan tawaranku. Sambil terus melanjutkan obrolan. Aku memijit-mijit bau bu Mar, aroma itu semakin menggodaku.
Bu Mar menceritakan bahwa ponakannya basru saja lulus dari sebuah Sekolah Tingggi Komputer di Bandung. Ingin segera menikah dengan pemuda pujaannya yang sama-sama menuntut ilmu di Bandung. BU Marlina menentangnya dengan keras, namun sang ponakan tetap meminta dengan sangat kepada  tantenya. Padahal aku menyuruh ia untuk meneruskan dulu S2 bahkan sampai S3 kalau dia mau, akan aku biayai kata Bu Mar.  Padahal ku tangkap BU Mar sebenarnya cemburu kenapa ponakannya mau segera menikah, tidak memperhatikan perasaan tantenya.
Memang lebih baik dia menuntut imu dulu semasih ada yang membiayai, kalau masalah menikah kan gadis sekarang umumnya menikah telat, kataku. Akh kamu bilang senang menjadi perawan tua seerti aku gitu Ren, sambat Bu Mar. Saat dia mendongat menolehku kulihat jelas buah dada BU Mar masih sangat bagus, tak kalah dengan gadis duapuluh tahunan. Mungkin Bu Mar pandai merawat diri.
Saat itu pula bu Mar, tak sengaja mengangkat dirinya berpaling ke aku. Jantungku semakin berdegap kencang, ku peluk Bu Mar dan dia tak menolaknya. Hehehehe sorry lho Ren, katanya setelah cukup lama kami menikmati ciuman itu. Nggak apa-apa Bu, saya yang harusnya meminta maaf sama Ibu, karena saya kan murid Ibu. Dia bilang nggak apa-apa ren, sambil menatap aku dengan manjanya. Sebagai lelaki tak kubiarkan kesempatan itu, kumanfaatkan dengan sebaik-baiknya namun tetap terkontrol. Sama dengan anak remaja yang sedang pacaran rupanya Bu Mar sangat menikmatinya, dan sampai tak mampu mengontrol dirinya. Karena tangannyapun sempat kemana-mana,. Ketukan Room Service datang menghantarkan makan, menyelamatkan kami tidak sampai berbuat lebih jauh.
Makan malam sudah disiapkan di meja teras yang menempel dengan ruangan studio. Kami meneruskan ngobrol. Aku dapat memahami kenapa Bu Mar tidak menikah sampai umurnya menginjak kepala empat, mungkin karena dia sebagai tulnag punggung keluarga, setelah orang ayahnya mengalami kecelakaan kerja, sepuluh tahun silam. Ia harus membanting tulang mengantikan ayahnya mengelola perusahaan dan tetap menjadi dosen di almamaternya.
“Bu Mar, bagaimana dengan Karma”
“Karma apa maksudmu Ren”
“Itu Dr Karma dari fakultas Pertanian, kudengar beliau masih menantikan keputusan ibu”
“Nah itu juha yang sangat menyita pikiranku, aku tak mau berebutan waktu untuk menikah dengan ponakanku”
Pak karma, kutahu sangat menyayangi ibu. Dia itu anak tunggal. Apa mungkin ada masalah lain Bu tanyaku. Adok=adik ibu sudah jadi semua, bahkan beberapa keponakan ibu juga sudah tamat kuliahnya. Kalau Ibu menolak Pak Karma. Apa sama saya saja… Hahahaa apa kata dunia, bila murid menikah dengan pembimbingnya. “Huzzz ngaco kamu Ren, kalau ibu mau pasti ibu kejar untuk mendapatkannya” kata Bu Mar. Luna dengan cintanya sangat menyayangi kamu. Keluarga kamu sudah semuanya merestu. Untuk menghibur Bu Mar, kukatakan “Kan janur belum melengkung BU” Hehehehe
Itulah sebenarnya yang Bu Mar pikirkan, Karma kembali menagih janji Bu Mar untuk segera menikah, dan keluarga Karma ingin meminang Bu Mar. Saran aku bu, bila ibu tidak berkeberatan, ibu terima saja tidak usah pakai lamaran segala, langsung saja rapel menjadi satu: lamaran, pernikahan dan resepsi sekalian.
“Nah itu baru solusi Ren, tapi ada permintaan Ibu, ku minta kau menyiapkan dekor resepsinya ya: kata Bu Mar. Kujawab :”Siap Bu, kami akan buat thema yang tepat bersama Luna”. BU Mar mengatakan akan segera menemui Luna, di Bironya akan mengkonsultasikan beberapa masalah psikologi yang harus dipersiapkannya saat menghadapi pernikahan dengan Karma. Maklum pernikahan ini adalah pernikahan yang tidak lagi muda. Baik Pak Karma maupun Bu Marlina.
Aku senang Bu Mar menjadi bersemangat menyongsong pernikahannya dengan Karma, kegalauan hatinya akan dirinya sendiri sebenarnya, terlabih bila melihat usianya yang tidak lagi muda, tapi secara fisik Nampak seperti anak duapuluh limaan tahun saja. Kuyakin keluarganya pasti mendukung, jangan jangan keponakannya hanya ingin menggoda tantenya. Apa lagi kudengar pacar keponakan Bu Mar, sedaerah dengan Karma….. Selamat BU Mar.
Puri Gading, awal Juli 2014.