Social Icons

Selamat Datang di Blog Itik-Bali

Selamat Jumpa Pembaca yang budiman, selamat datang di blog ini. Blog ini dibuat hanya untuk proses pencurahan hati dan ingin menghibur pembaca sekalian.

Dengan bahasa ringan sehari-hari, saya ingin berbagi cerita pendek yang mudah-mudahan bersambung, sehingga pembaca sekalian diundang untuk melepas lelah dan penat di blog ini.

Semoga pembaca sekalian menikmati dan terhibur setelah membaca. Tentu komentar dan saran anda sangat kami nantikan.

Salam

Kamis, 27 Maret 2014

Sobar-6



“MEREKA HADIR DALAM SAKITKU”


Aku terbaring lemas di tempat tidurku. Dalam keterpurukan kesehatanku rupanya telah mengaduk aduk pikiranku, tentang masa depan, pasangan hidup maupun cerita Sobar tentang kisah Cinta Durjananya. Kesehatanku terganggu mungkin karena aku belum bisa mengelola waktu dan tenagaku, diantara mengisi kebutuhan masa mudaku, menjadi dosen muda, menemui pelanggan , dan menyelesaikan beberapa proyek property yang sedang aku garap dengan teman-temanku. Belum lagi permintaan mendekor ruang sidang DPRD.

Sabtu, 22 Maret 2014

Sobar-5 CINTA DURJANA SOBAR



“CINTA DURJANA SOBAR”

Kampus ITB (ww.google.com)
Seperti biasanya sehabis sidang paripurna, keberhasilan sidang dapat diketahui dari perilaku Sobar. Kali ini kelihatannya pembahasan Peraturan Daerah Tentang  Penataan Ruang dan Wilayah, secara aklamasi disetujui dalam sidang paripurna tanpa melalui lobi-lobi seperti biasanya, sehingga sebelum tengah hari sidang selesai. Sobarpun sudah leyeh-leyeh di sofa kesayangannya, sambil menyetel lagu-lagu kesayangannya.

Alunan lagu ‘Cinta Durjana’nya group Dangdut Tarantula mengalun dengan hentakan kendangnya Reynold Panggabean yang nge-beat, membuat suasana sedikit hangat. Lagu itu diputar menandakan suasana hati Sobar sedang dipenuhi rasa kebahagiaan dan beliau kelihatan lebih bahagia semenjak anak gadisnya pulang kembali, pindah kerja ke kota ini.

Rabu, 19 Maret 2014

Rani-16

“RANI PEREKAT KELUARGA, PENGGAGAS REUNIFIKASI”

Bunga Kamboja, Bunga Sepanjang Tahun

Rani bersikukuh tidak mau segera balik ke Puri Gading, ia masih ingin menikmati kesendirian dalam keasrian Puri Anyer di kampong, walau Kanjeng Mami dan Cokde membujuknya untuk kembali karena beberapa penelitiannya harus segera di revisi, untuk dipresentasikan dalam seminar internasional yang akan dilaksanakan di Mataram Lombok, bulan depan. Rani tidak menunjukkan telah terjadi sesuatu yang merubah keputusannya untuk segera kembali.

Kamis, 06 Maret 2014

Rani-15 Menyepi Di Puri Anyer




“MENYEPI DI PURI ANYER”

Suasana Puri (ww.google.com)
Rasanya Puri Gading sepi, sejak Rani pulang ke Puri Induk. Aku dan Mami ingin segera menyusul pulang menyusul kesana, padahal baru dua hari saja Rani meninggalkan Puri Gading. Katanya dia ingin menyepi, melakukan Yoga Hamil, serta menikmati udara pesesaan. Yande kuminta untuk selalu mengawasinya, aku sangat khawatir dengan kehamilannya, walau ia seorang dokter yang mengerti kesehatan, tetap saja mengkhawatirkan. Itu mungkin kekhawatiran seorang suami terhadap istrinya. Aku mau menemaninya, akan tetapi Rani tetap bersikukuh tetap ingin sendiri.
Toh ada saudara-saudara yang akan menemani disana, tak mungkinlah sendiri katanya.Memang ngidamnua istriku ini sangat aneh, minta sesuatu di luar jamnya sehingga sulit mendapatkan nya, aku serasa mahasiswa baru yang sedang menghadapi orientasi kampus, dituntut begini-begitu, diminta mencari ini-itu, atau mengikuti keinginannya yang macam-macam, dan diluar nalar sehat. Keinginannya kali ini sungguh diluar dugaanku.

Sabtu, 01 Maret 2014

Sobar-4 Dari Titik Nadir Cinta Luna Menanjak



“BERANJAK TITIK NADIR CINTA LUNA”

Keluarga Sobar baru saja pulang dari liburan akhir musim seminya di daratan China. Sangat banyak yang dapat dia kunjungi di daratan China mereka mengunjungi Great Wall. Kota Terlarang, Istana Musim Panas, serta menyaksikan opera di Kota Beijing. Mereka menikmati semarak pesta menyambut musim semi. Rombongan Sobar  sembat dua malam menyaksikan kota judi Makao, serta menyeberang ke Zuhai, pantai mutiara yang hanya dipisahkan oleh gedung imigrasi dengan Makao.

Tiga hari terakhir mereka menyeberang ke bekas koloni Inggris Hong Kong, dan sempat menyaksikan bagaimana ramainya kaum buruh migrant Indonesia menikmati Hari Minggu mereka di Victoria Park. Persis seperti di Taman Monas. Ada yang bercengkerema dengan teman lprianya, ada yang asyik menikmati alunan Lagu Dangdut, beberapa membaca buku-buku, maupun segelrombolan diantara mereka mengadakan arisan, lengkap dengan hidangan ala Indonesia.