Social Icons

Selamat Datang di Blog Itik-Bali

Selamat Jumpa Pembaca yang budiman, selamat datang di blog ini. Blog ini dibuat hanya untuk proses pencurahan hati dan ingin menghibur pembaca sekalian.

Dengan bahasa ringan sehari-hari, saya ingin berbagi cerita pendek yang mudah-mudahan bersambung, sehingga pembaca sekalian diundang untuk melepas lelah dan penat di blog ini.

Semoga pembaca sekalian menikmati dan terhibur setelah membaca. Tentu komentar dan saran anda sangat kami nantikan.

Salam

Selasa, 08 Oktober 2013

Rani-1

 
DOKTER RANI

Kuterima sms itu masih sangat pagi sekali, sangat mungkin dikirim sebelum dia boarding di Bandara Sentani. Padahal ku telah terima emailnya beberapa hari lalu. dan tentu aku tak melupakannya, karena dia orang yang sangat berjasa menyelamatkan hidupku. Dokter Rani. Kujawab sms nya dengan Have A Nice Flight, salam sama pramugarinya, Hahaha.
Pagi tiu ku langsung bangun walau dingin grimis pagi bulan Oktober masih menggigit kulitku, bunga kamboja di halaman rumahku masih bertebaran, menandakan Meyan belum selesai menyapu halaman pagi itu. Ku stel lagu nya penyanyi Bali favoritku  Eka Jaya, sehingga lagi 'Setonden Kiamat' pagi pagi sekali telah mengalun mendampingi kegembiraanku pagi itu. Tak sadar ternyata mamiku telah berdiri di pintu kamarku.



Aduh-aduh anakku lagi gembirane, ada apa rupanya Cokde.
Tak ada apa-apa mi, aku baru terima sms dari Rani, dia sudah boarding rupanya.
Akh masih lama Sentani-Ngurah Rai paling cepat enam jam an nanti baru sampai, masih banyak waktu.
Mami tanya apa kamu suka sama Rani, mami tak pernah lihat kamu segembira ini, apa lagi lagu lawas dengan penari bahenol di klipnya itu kamu stel Cokde.
Mami bisa saja, menurut mami bagaimana, kan mami lebih pengalaman.
Hahahahaha mami yakin kamu gembira, karena mami juga gembira melihat kamu gembira. Hato segera persiapkan diri, cek dimana kamar yang akan dipakai oleh Rani, kamu harus cek semua.

Dengan alunan lagunya Eka Jaya, aku berkemas, menuju Balai Bengong untuk santai sejenak menikmati angin pagi, tebaran bunga kamboja dihalaman, serta menunggu sarapan yang biasa dihidangkan Meyan kalo aku sudah duduk di Bale Bengong.

Taklama ku duduk, Meyan datang dengan membawa satu nampan diatasnya telah ada segelas teh manis, segelas kopi susu, serta satu piring Kue La Klak < yaitu serabi bali, lengkap dengan taburan kepala parut dan gula merahnya. Asyiiik itu memang kegemaranku. Yande datang bergabung dan menceritakan hasil Skripsinya, yang sudah hampir rampung meminta advisku. Yande adalah anak Meyan yang setia menemaniku di Puri Gading, sejak Papi telah meinggal, serta adik-adikku di boyong suaminya, Mirah diboyong suaminya Kitaro San ke Osaka, dan Intan diboyong suaminya De Jomg, ke Munchen. Mereka orang-orang yang sangat sibuk dengan profesinya masing-masing.

Tak terasa waktu sudah jam seterngah sembilan, Mami sudah siap rupanya biasa, mamiku sangat sibuk dengan bisnisnya melanjutkan bisnis keluarga, dalam sektor jasa pariwisata.
Cokde, mami apa perlu ikut menjemput Rani?
Terserah mami, tapi menurutku akan lebih baik kalau mami ikut, kan mami tuan rumah.
Aduh mana bisa, tuan rumahnya kamu Cokde, tapi OK mami ada urusan sebentar pagi ini di BTDC Nusa Dua, nanti mami gabung di Bandara Jam duaan siang, dia naik Garuda kan?
Ok nanti kita ketemu disana, di Starbuck Cafe
Setelah .kusalami dan cium tangannya mami pergi, disopiri oleh Yande anaknya Meyan. Sempat kuingatkan Yande agar mengingatkan Mami jangan sampai lupa ke bandara.

Meyan ikut menemani aku santai berbincang di Bale bengong, biasa dia duduk di bawah, melaporkan kepadaku kemajuan sekolah anaknya. Mereka sekeluarga sudah kuanggap keluargaku, mereka sangat setia menemani keluargaku sejak Mami baru berkeluarga sampai saat ini, waktu itu katanya Meyan masih remaja.

Denmuda, -dia biasa memangilku, ke papi almarhum Meyan biasa memanggil Denagung-, bagaimana ceritanya tamu kita ini, apa lama tinggal disini, biar Meyan menyiapkan segala sesuatunya. Denmuda sangat ganteng, dan berseri pagi ini. Kulit putih, gonderong, berewokan tipis, tinggi, pantesan saja Rani tertarik.
Meyan, keluar lagi deh pujiannya kepadaku.
Memang bener kon Denmuda ganteng.
Katanya sih Meyan, dia mau mampir beberapa lama, sebelum ke Semarang, mengambil spesialisnya.
Oh begitu, Meyan harapkan dia betah tinggal di Bali.
Ya Meyan, mudah-mudahan saja nanti kita ajak melihat-lihat Bali, sambil lihat-lihat pabrik kita yang ada di daerah. Metan boleh ikut.
Hehehe Denmuda bisa saja, nanti Meyan mabok bagaimana,
Ya sudah Meyan siapkan dimana Rani akan tidur dan lain-lain yang terkait yang biasa Meyan siapkan untuk tamu wanita.

Jam satu, aku berangkat ke bandara Ngurah Rai. Jalanan tidak terlalu macet, akan tetapi aku tak bisa memarkir mobilku di dalam, karena bandara sangat ketat penjagaannya terkait dengan perhelatan internasional pemerintah, pertemuan APEC, yang mudah-mudahan akan membantu memperbaiki gonjang ganjing perekonimian kita belakangan ini.

Seperti janjiku sama mami, aku langsung ke Stand Starvuck Coffee, aku dianter oleh pramusaji ke sebuah meja, ternyaa mami sudah duluan sampai. Kupesan secangkir Kopi Capucino.
Mana Yande mi, kok tak diajak masuk?
Oh dia masuk ke ruang kedatangan menjemput Rani.
Lho memang dia kenal wajahnya Rani?
Tenang, Mami telah bekali dengan tag, dengan nama Rani.

Kopipun datang, kucoba menyembunyikan kekakuannu, Ku ucapkan terima kasih kepada pramusaji, yang menurutku cukup cantikn wamping, kulit eksotik gelap dan menyungging senyum manis.Kusembunyikan kekakuannku, karena memang menghadapi wanita aku agak kaku, terlebih umurku sudah menginjak empat puluh. Ternyata ketekunanku menuntut ilmu membuat sepenggal kehidupanku hilang.Papi sangat menuntut aku satu-satunya anak laki-lakinya agar berhasil dalam studi, tak tangung-tanggung Papi menyekolahkan aku dengan biaya pribadi mengambil PhD di Kyoto University, untuk Kesehatan Reproduksi. Aku berhasil lulus, dan mendapat PhD, dalam umurku yang sangat muda 28 tahun.

Aku tidak sempat menikmati pacaran seperti remaja lainnya, tugas utamaku belajar dan berhasil. Itu doktrin papiku. Saking terpacu oleh rasa ingin membanggakan keluarga, sampai-sampai aku tak sempat pacaran, tak bisa leluasa seperti kolegaku lainnya mendekati wanita. Hobiku lainnya juga menjauhkanku dari wanita, karena aku suka petualangan ke pedalaman, mendalami barang-barang antique dan menelusuri sejarah geologi suatu tempat.

Rani ku jumpai, saat aku kena malaria di Jatapura, saat transit untuk kembali ke Denpasar sepulang berpetualang di lembah Baliem. Dia dokter pengganti Dr Regina kolegaku yang dines di RSUD Dok II Jayapura. Karena aku masuk ke Gawat Darurat, pada minggu pagi Regina pergi ke Gereja, maka Rani yang nginap di rumah dinasnya mengantikannya jaga pagi itu.

Dalam keasyikanku ngelamun kesana kemari, rupanya mami sudah saling bbm an dengan Rani, yang sudah ada di ruang kedatangan menunggu bagasinya. Mami tak memperhatikan lamunanku, biasanya mamiku pasti manggoda aku saat ngelamun.

Selamat Sore, Om  Suastiastu. Salam yang dilontarkan Rani dan Yande secara bersamaan menghampiriku. He Selamat Sore, Dr Rani. Kenalin ini mamiku.
Rani Bu, selamat bertemu.
Saya maminya Cokde, Selamat datang di Bali. Pasti capek, silahkan duduk.
Tak kusangka Dr Rani sangat cantik, dan mirip dengan Intan anakkua< pantesan saja Cokde terpikat.
Akh Ibu bisa saja, membuat aku tersanjung dan malu jadinya
Bener lho, benerkan Cokde.
Aku tak dapat menyembunyikan rasa kikukku dihadapan Rani dan mamiku/.

Tak lama setelah tamuku datang, hidangan yang sudah dipesan mamiku datang dan kamipun penuh keakraban saling bertanya dan menggoda di Starbuck coffee. Role dipegang mami, karena aku sudah minta mami yang menjadi pengatur pembicaraan. Mamii tahu aku sangat kaku dalam berbicara maupun berkencan dengan wanita. 

Diperjalanan pulang ke Puri Gading, Rani semobil dengan mamiiku, sedang koper dan bawaan lainnya ada di mobilku. Aku sendiri di mobilku, sambil menyetel kembali lagunya Eka Jaya, yang kira-kira bunyinya sebagai berikut kalo diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia, karena lagu aslinya ber Bahasa Bali.

=sebelum kiamat dunia datang
==sebelum daratan rata dengan lautan
===sebelum langit dempet dengan tanah
====saya akan menepati janji
=====saya akan melamar mu
=======dan aku akan menjadikan kamu istriku=
Rani, Rani apakah kamu sebagai pelabuhan terakhirku. semoga mamiku dapat membantuku kali ini.


 =========================================segera akan dilanjutkan dari Puri Gading==






Tidak ada komentar:

Posting Komentar