Social Icons

Selamat Datang di Blog Itik-Bali

Selamat Jumpa Pembaca yang budiman, selamat datang di blog ini. Blog ini dibuat hanya untuk proses pencurahan hati dan ingin menghibur pembaca sekalian.

Dengan bahasa ringan sehari-hari, saya ingin berbagi cerita pendek yang mudah-mudahan bersambung, sehingga pembaca sekalian diundang untuk melepas lelah dan penat di blog ini.

Semoga pembaca sekalian menikmati dan terhibur setelah membaca. Tentu komentar dan saran anda sangat kami nantikan.

Salam

Sabtu, 19 Oktober 2013

Rani-4



DUA LELAKI

Yang kuingat Cokde, tuanku berpesan agar aku  mengemudikan kendaraan jangan terlalu cepat. Beliau menyetel VCD, lagunya Ekajaya yang sedikit ngebit, dan menyetel tempat duduknya, lalu tidur. Sebelum memulai tidur masih sempat mengingatkanku akan sarapan di Pesinggahan. Tidak sepatah katapun keluar sebagai obrolan beliau sepanjang perjalanan kami , dari Puri Gading , By Pass Ngurah Rai –By Pass Prof Mantra- sampai Kusamba. Sudah setengah jam aku parkir disebelah Warung Pesinggahan, asap ikan bakar sudah mulai mewarnai pagi itu.

Menurut Kanjeng Mami lagu yang disetel itu, menunjukkan suara hati Tuanku lagi berbunga-bunga. Fikirku apa ini karena Jeng Rani yang sekarang melengkapi Puri, yang ku tahu beliau sedang berusaha mencari kesempatan menempuh pendidikan lanjutak di Universitas Udayana. Beberapa hari lalu sempat ku anter ke kampus, juga ke Rumah Sakit Sanglah.

Tak pernah kusaksikan beliau tidur seperti ini diperjalanan, akupun tak berani bertanya, hanya menunggu beliau terbangun dari tidur, sambil mengingat-ingat teori dan penelitianku yang sudah disetujui pembimbing untuk diajukan untuk sidang kolokium terbuka. Tinggal menunggu satu lagi penguji luar yang merupakan parktisi dalam perdagangan ekport.

Sudah dua minggu aku belum ke kampus, dan petugas sekretariatpun belum memberikan kabar apakah sudah ada dosen atau praktisi luar sebagai penguji, dan akupun buta dalam hal itu, siapa yang akan mengujiku nanti selain penguji dalam dari Fakultas. Sudah empat tahun, aku mengambil kuliah bisnis internasional, seperti yang tuanku sarankan, di Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati. Dan enam bulan terakhir aku focus dengan skripsiku. Aku mengambil data skripsiku di sebuah perusahan garmen ternama ‘Mama Lain’ sesuai dengan saran tuanku agar belajar di perusahaan orang lain, tidak di perusahaan beliau. Ku tak tahu apa maksudnya, yang penting targetku cepat selesai dan segera bekerja.

Tuanku masih tertidur pulas, walau mobil kuparkir sedikit jauh dari Warung Pesinggahan, di bawah pohon menghadap ke laut, sehingga suara mesin mobil kalah dengan suara ombak yang mengalun, terkadang bergemuruh menyambut kehadiran kami. Bibir air laut menjilat pantai, sampai sekitar 25 meter dihadapanku. Para nehayan Kusamba kulihat sudah mulai ada yang mendarat di jemput para pedagang, pengepul ikan segar untuk mereka jual lagi di pasar, atau di bawa ke café yang menghidangkan masakan ikan bakar. Sorak sorai mereka menarik perahu ke darat sangat jelas kudengar. Suara kebebasan, keikhlasan saling membantu. Itulah orang desa.

Memang pagi yang sangat cerah, rona merah masih menyembul di langit walau sudah hampir jam delapan pagi, karena langit sedikit berawan Cb, yang menjulang ke atas seperti bunga kol. Bau air laut mengingatkan aku kalau pulang ke kampung ibuku, yang juga kampong nelayan di Desa Kelating,  sebuah kawasan pantai yang mulai di bangun villa-villa oleh bule Swiss, dan Jerman, di ujung selatan Tabanan. Banyak kerabat ibu, mata pencahariannya membuat garam, sehingga mereka memiliki kulit yang eksotik, coklat mengkilap, karena selalu dibalur hawa udara bergaram.

Sudah sampai Yan, suara itu mengagetkanku. Rupanya tuanku sudah terbangun dari tidurnya. Maaf aku ketiduran, sampai-sampai kamu tak ada teman ngobrol di perjalanan. Kan ada Ekajaya tuan, jawabku hehehe.

Apa sudah lama sampai?.
Sudah lumayan tuan.

Lantas beliau turun membasuh muka, tangan di air laut  di tepian ombak, seperti yang biasa beliau lakukan, serta menghampiriku kembali. Aku telah memarkir mobil dekat warung, aku takut barang-barang bawaan di mobil di ambil orang, siapa tahu maling sudah mulai mencongkel mobil sampai kawasan ini.

Ayo Yan duduk disini sebelahku. Kata beliau. Aku duduk mendekat.
Maaf Yan, tadi aku ketiduran.
Ya tuan kelihatannya sangat pulas.
Ya semalam sampai jam empat, aku menyelesaikan makalah yang harus aku kirim paling lambat hari ini, karena panitia seminar  internasional Sakit Bipolar meminta ku untuk menjadi pembicara, sebagai pandangan orang di laur spesialisasinya. Dead linenya hari ini, Aku tak mau mengecewakan mereka.
Aku dapat tidaur hanya sejam, sebelum Meyan membangunkaku.
Jadi lama kamu menunggu tadi di parkiran, menemaniku tidurku.
Dengan senyum kecil aku mengangguk sambil berujar tidak terlalu lama tuan, sekitar setengah jam an. Hahaha setengah jam kalau naik pesawat sudah sampai Surabaya Yan! Kata tuankua sambil menepuk bahuku.

Bu warung telah menyiapkan hidangan ikan kakap merah bakar bumbu pelapah. Sop kepala ikan kakap merah dengan plecing kangkung, sambel matah, sepiring kecil kacang goreng serta sambel kecap yang dengan irisan cabai rawit merupakan pesanan khusus tuanku. Nasi putih dan potongan roti Prancis juga dihidangkan. Seakan Bu warung tahu persis kesukaan tuanku. Itu ku tahu karena beberapa kali aku menyertai beliau singgah disini hidangannya sama saja. Dua gelas the tawar mendahului hidangan tiu datang menyambut kami.

Tidak terlalu lama, hidangan sarapan yang cukup berat menurutku ludes kami nikmati berdua. Masakan warung ini memang special, kakap merah bakar bumbu pelapah, sop kepala ikan yang rada asam pedas menggugah selera, plecing kangkung hamper tak tersisa. Tinggal kacang gorieng ku sruput sebagai penghilang rasa pedas pelan-pelan.

Sementara piring-piring di bereskan, kopi susu pun keluar, dengan pisang gorang. Pisang raja special manis dari Nusa penida.

Bagaimana Yan, kenapa tidak nyoba roti Prancis nya tadi?
Akh tuan, saya belum merasa makan kalau belum pakai nasi. Maklum perut kampong Tuan.
Hahaha memang begitu, kamu masih muda harus makan nasi Yan.
Tuan juga masih muda, masak sudah tua tuan.
Oh iya, tapi aku tetap lebih tua dari kamu Yan.

Ayo belajar ngopi. Biar kamu tak ngantuk di jalan Yan. Oh ya, dari kemarin aku mau tanya, bagaimana studi kamu Yan, cepatlah selesai pekerjaan sudah menunggu.

Itu tuan, skripsiku sudah di setujui pembimbing, dan sudah antre untuk ujian.
Kami kesulitan mencari penguji luar.
Bagaima persyaratan penguji luar itu Yan.
Menurut informasi dari sekretariat, harus seorang praktisi bisnis internasional. Biasanya dari Kadin daerah Tuan, katanya.

Nah kenapa tidak kamu matur kepada Kanjeng Mami saja, minta beliau sebagai penguji, kan selama ini beliau sering di undang sebagai penguji. Aku tidak berani Tuan, nanti mengganggu acaranya Kanjeng Mami. Tak apa-apa Yan , kamu harus matur ke beliau, seakan kamu lapor bahwa kamu sudah selesai skripsinya. Kalau beliau tidak punya waktu biar nanti aku yang mengujinya. Kamu harus lapor beliau ya!. Ya tuan akan aku laksanakan,

Langsung ku pengang tangan beliau menghaturkan terima kasih, karena aku akan segera ujian. Matur suksema Tuan. Ayo siapkan mobil aku mau menyelesaikan bayar makanan ini ke Bu warung, kita menuju Sibetan, ke pabrik.

Terima kasih Bu.
Sarapan yang istimewa,
Tak lupa merekapun pemilik dan pelayan warung, kuliaht bergantian bersalaman sambil mencium tangan tuanku. Bukan main. Kalau jadi orang baik pasti di hormati dimana mana, gumanku dalam hati.

Mobilpun meluncur sepanjang pinggiran pantai Kusamba, menuju ke pabrik Wine Salak, dan pengalengan Salak. Yande, apa kamu punya ide, siapa yang cocok untuk mengawasi pabrik wine ini, karena produksinya cukup signifikan peningkatannya, permintaan dari Jepang, Rusia dan Eropah Barat terus meningkat. Salak kalengan juga mendapat pasar yang bagus di Singapura, China dan Taiwan. Ini sebagai salah satu diversifikasi usaha yang menjanjikan.

Aduh maaf tuan, aku tidak tahu tuan.
Nah itu calon sarjana tak boleh begitu. Kamu harus biasa mengemukakan pendapat, termasuk kalau berdiskusi dengan aku, dengan Kanjeng Mami. Ajukan pendapat dan siap dengan argumentasinya. Karena tidak jawing ide brilian hadir dari diskusi sederhana, speri menu di warung tadi. Meraka cukup maju dengan warung yang sederhana.

Ya Tuan, kami akan mencoba belajar.
Akh payah kamu Yan, kalau belajar jangan coba-coba, belajar gitu saja.
Mulai sekarang kamu jangan memanggilku Tuan, kamu harus mengangilku Boss
Maksudanya Tuan?
Ya kamu lakukan saja, terlebih kalau di pabrik, di kantor kamu harus lakukan, kalau di rumah masih menyebut Tuan tak apa2, tapi lebih bagus di mana-mana sebut boss. Nanti kamu menjadi asistemku, pegang iPad, tulis yang penting-penting sebagai bahan diskusi. Membiasakan diri sebagai pekerja, dan persiapan ujian kalau aku menjadi pengujimu,

Tak lama aku di Pabrik Wine dan pengalengan salak, melakukan pengecekan semua unit pabrik. Tuan menerima laporan semua unit di ruang rapat. Aku kaget melihat, hampir semua pegawai disini sekarang anak muda, menurut Tuanku, hehehe boss ku itu diambil dari anggota Karang Taruna di sekitar pabrik. Margin perusahan dilaporkan meningkat cukup tinggi, produksi sudah hampir tidak sanggup melayani permintaan, bahan baku stabil, bahkan berlebih karena musim kemarau tahun ini sangat menguntungkan dan mendukung produksi salak.

Di pertemuan itu, aku diperkenalkan sebagai asisten beliau, aku menjadi tidak enak hati. Pertemuan diakhiri dengan acara makan bersama, kami ikut megibung, terus pamit kembali ke Denpasar. Tak terasa rupanya sudah pkl 15 00. Dengan sepeti oleh oleh salak kalengan.

Melintasi kembali Pantai Kusamba, aku dikejutkan oleh suara Tuanku.
Yan apa yang kamu dapat laporkan sebagai asistenku, dari kunjungan pabrik tadi, dalam satu kalimat saja, boleh satu alinea.
Siap boss! Kataku terkaget.
Nah itu bagus! Sebutanmu sudah spontan dengan boss.

“Suasana kerja sangat bagus, dengan budaya kerja, komitmen karyawan yang sangat bagus kepada perusahan. Produksi sudah hampr tak dapat mengejar, memenuhi  permintaan, produksi laku di pasaran, perlu upaya Manajemen melakukan ekspansi. Perluasan pabrik misalnya”.

Bagus, itu sudah merupakan ujian pertama untuk skripsimu.
Masalah perusahan, masalah skripsi kita stop dulu.

Aku mau tanya, apa kamu masih ingat Yan, apa acara kita sore ini?.
Siap Boss, ingat. Boss ingin tahu pacar saya, maafkan saya boss karena belum lapor selama ini, baik ke boss maupun ke Kanjeng Mami. Sebenarnya kami – saya dan Meyan- malu kalau menyampaikan hal itu, mengingat boss kan belum em em……. Suaraku tertahan
Belum punya pacar maksudmu Yan,  akh kamu tak perlu takut semuanya normal-normal saja Yan.

Masih ingatkan desak bossku.
Masih boss, kami sudah janjian, saya perkenalkan sore ini.
Tapi boss jangan meledek aku kalau dianya tak cakep boss.
Tak perlu malu, semua orang itu memiliki keunikan masing masing, setiap orang itu memiliki auranya masing masing Yan.

Yang jelas dibandingkan Jeng Rani,  pacarku tak ada apa-apanya boss.
Dokter Rani maksudmu Yan.
Hahahahaa kami tertawa berderai bersama.
Suasana perjalanan yang sangat menyenangkan.

Tiba-tiba Yande masuk suatu pertokoan di Sanur, ku tanya mau kemana Yan.
Tuan minum dulu, istirahat sejenak di Starbuck Sanur tuan. Hehehe maaf boss.
Kami janjian disini, mudah-mudahan dia sudah sampai.
Aku basa-basi saja, aku yakin dia sudah sampai, karena kulihat motornya sudah terparkir di seretan parker motor-motor karyawan.

Kamipun masuk berdua, saya mengikuti boss memilih meja tempat kami ngopi.
Yak lama berselang seorang pramusaji menghampiri meja kami.
Boss memesan coffee latte, aku minta capucino dengan dua roti craissan.
Nggak lama berselang pesenan kami diantar, dan peramusaji ikut duduk bergabung di meja kami.

Boss terkaget, lho rasanya saya kenal dengan mbak ini Yan.
Iya boss, perkenalkan ini pacarku.
Beri hormat ke boss kata ku.
Om Suatiastu, katanya
Om Suastiastu, jawab kami berbarengan.
Kemaren saya melayani meja Bapak waktu mampir di gerai Bandara, nama saya  Nitami
Ya nama yang bagus seperti nama Jepang kata bossku.
Aku menjadi malu hati, karena waktu di starbuck bandara sempat ke perhatikan, wajahnya yang eksotik, ternyata dia Nitami, ya Nyoman Nitami, pacarnya Yande.

Yande kamu ajak Nitami mampir ke Puri Gading, nanti kita ngobrol di sana. Kamipun saling bersalaman dan mengakhiri sore itu menuju Puri Gading, Ku puji Yande pintar memilih pacar.
Bisa saja boss memuji, kan sudah ku bilang dia jauh dibadingkan dengan Jeng Rani.
Tak boleh membandingkan orang Yan, kata boss ku.
Setiap orang itu unik, kita harus bangga pada diri kita dan pilihan kita. Kuharaf boss setuju dengan pilihanku, semoga……………..

Bukit Jimbaran,  medio Oktober 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar