Social Icons

Selamat Datang di Blog Itik-Bali

Selamat Jumpa Pembaca yang budiman, selamat datang di blog ini. Blog ini dibuat hanya untuk proses pencurahan hati dan ingin menghibur pembaca sekalian.

Dengan bahasa ringan sehari-hari, saya ingin berbagi cerita pendek yang mudah-mudahan bersambung, sehingga pembaca sekalian diundang untuk melepas lelah dan penat di blog ini.

Semoga pembaca sekalian menikmati dan terhibur setelah membaca. Tentu komentar dan saran anda sangat kami nantikan.

Salam

Sabtu, 11 April 2015

Sobar-17 Kegalauan Hati Sobar





 "KEGALAUAN HATI SOBAR AKAN CUCU WANITANYA"


Waterboom Kesenangan Ganis (google.go.id)
Sobar sudah kelihatan tua, tapi masih menyisakan keperkasaannya. Pagi itu ia duduk di teras membaca Koran langganannya sejak di Bandung. Lagu Cinta Durjananya Reynold Panggabean, dengan Tarantulanya mengalun dengan merdu.
Merana Merana aku merana
Merana karena Cinta Durjana
Tersiksa batinku kerena cinta
Dab seterusbya berulang ulang terdengar sampai ke kamar Luna yang sedang asyik tidur. Ia ditinggalkan putri tunggalnya untuk bercengkerema dengan neneknya di taman. Ia bermain bulu tangkis dengan sepupunya, namun dia Ganis –tepatnya Ganisnita- satu satunya wanita cucu Sobar. Cucu Sobar dari mantu bulenya semuanya lelaki.

Luna memahami bahwa hati bapaknya lagi gundah, kalau menyetel kembali lagu nostalgianya itu. Diapun tak mau segera mengusik keasyikan meraka yang membaca Koran, yang bermain bulu tangkis. Dia berkemas perlahan walau sudah agak lama terbangun dari tidurnya. Dia sudah bisa menyesuaikan tidurnya dengan waktu setempat. Seperti diketahui dalam satu setengah tahun terakhir Luna mendampingi suaminya berada di Kyoto, mendampingi Reno menyelesaikan program Doktor Dalam Struktur Bangunan Tahan Gempabumi.

Luna pulang kampong, karena ada presentasi untuk melaporkan hasil penelitian yang dia gawangi, tentang kesetaraan gender dalam budaya psikologis Nusatntara. Luna mendapatkan Dana Riset dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, sekaranf Kementerian Riset Teknologi dan Pendikan Tinggi. Dia merencanakan agak lama liburan, kebetulan Reno harus pergi ke San Fransico untuk mendiskusikan hasil penelitannya dengan seorang Profesor Seismologi disana.

Luna sangat mengerti perasaan Bapaknya, dikala menyetel lagu Cinta Durjana itu, demikian juga tidak tahu kok Luna juga merasakan salah kala mendengar lagu itu. Kayanya ada ikatan emosional antara Luna-Sobar dan lagu itu. Dengan dua cangkir kopi di tangan Luna ikut duduk dekat Bapaknya di teras, setelah cipika cipiki dengan Bapaknya.

“Akh kamu sama seperti saat kamu sebelum menikah saja, masih cipika cipiki Luna”. Goda Sobar.
“Gak apa apa kan Pa. Kan hubungan Bapak Anak tak akan pernah putus pak” sahut Luna.
Ha ha ha ha ha….. mereka tergelak tertawa bersama, sampai sampai dari kejauhan Bu Sobar ikut tersenyum.

“Pa, apa yang membuat hati Bapak gundah atau galau kalau anak muda sekarang menyebutkannya, kok lagu itu diputar”
“Akh nggak aoa-apa Bapak Cuma ingin mendengarkan saja”.
“Jangan begitu, Luna faham benar dengan hati Bapak, masak baru ditinggal satu setengah tahunan saja sudah berubah”.

Ya benar hati Sobar gundah karena khawatir Luna akan membawa buah hatinya ikut ke Jepang, memisahkan dengan kakek neneknya, yang sudah begitu menyayangi mereka. Ganis merupakan hiburan mereka berempat. Oh berempat> Ya memang karena dari pihak Reno Ganis merupakan cucu dalam nya pertama. Ganis menjadi pengikat betapa bahagia dan kompaknya dua keluarhga itu, sehingga tidak jarang kedua pasangan besan itu sangat sering saling mengundang atau pergi menginap di rumah satu sama lainnya. Suatu kebahagiaan yang susah didapat, sekalipun dengan banyak uang.

Luna tahu kegalauan bapaknya, karena secara sepintas Bu Sobar telah pernah menyampaikannya hal itu ke Luna. Dan Luna memang kepulangannya ini tidak bermaksud untuk menjemput Ganis, tetapi lebih kepada urusan pekerjaan, sekalian digunakan untuk pengoabt rindu dengan keluarga yang ditinggalkan, baik kedua orang tuanya maupun dengan keluarga mertua mereka. Luna menjelaskan dengan sangat hati-hati ke Sobar agar Sobar tidak tersinggung.

“Pa, jangan khawatir Ganis akan kubawa ke Jepang pa, dia kami bisarkan menjadi bagian kebahagiaan keluarga kami di sini, terlebih lagi sejak beberapa bulan yang lalu, Luna mendapatkan project penelitian psikologi pasca bencana, sebagai projek Posdoctral dari salah satu Lembaga di Universitas Kyoto. Kami sedikit sibuk pa.

Sobar berdiri dan berlalu sambil mematikan Lagu Cinta Durjana itu. “Apa , Apa Bapak tak salah dengar Luna”. Tidak Bapak tak salah dengar. Biarlah Ganis menjadi kebahagiaan keluarga kita disini, kami biarkan opa dan oma nya mendidik bersama, dia tidak kekurangan kasih sayang, karena itu juga merupakan kebahagian kami pa. Demikian Luna menjelaskannya.

Sobar merapikan korannya, serta melanjutkan menikmati kopi pagi bersama jajanan pasar yang tersuguh di meja teras. Sungguh bahagia hati Sobar. Tiba-tiba Bu Sobar ikut bergabung obrolanpun menjadi lebih ramai. Tapi seperti biasa Bu Sobar jarang angkat bicara. 

“Pa ada lagi kebahagiaan yang Bapak dan Ibu belum ketahui” sambung Luna.
“Ayo apa lagi, kamu tak bawa Ganis ke jepang saja itu merupakan kebahagian kami Luna”
Lunapun menceritakan bahwa ia sudah mengandung kembali cucu Sobar yang ke dua, kandungannya kata dokter cukup aman, sehingga dia berani pulang menumpang pesawat senirian tidak didampingi Reno.
“Wah-wah ini berita baik, yang segera harus kita sampaikan ke Mertua kamu Luna”  kata Sobar
“Apa mertua kamu sudah mengetahuinya, dari Reno barang kali?” Tanya Sobar.
“Belum pa, kami masih merahasiakannya”

Sobar menyuruh istrinya untuk segera berkemas siang itu untuk pergi ke rumah besannya, akan menyampaikan berita itu agar kedua keluarga bertambah bahagia. Bu Sobar segera engingatkan Sobar agar bersabar, karena hari ini mereka telah janjian, bahwa mertua Luna akan datang ke rumah Sobar sore hari, merayakan bersama kepulangan Luna.

Bu Sobar sebenarnya telah menyiapkan acara pertemuan tiu, akan tetapi bukan acara untuk menyampaikan berita kehamilan Luna, akan tetapi hanya makan bersama merayakan kedatangan Luna. Dengan adanya berita bahagia dari Luna maka acara akan dilanjutkan dengan acara berdoa syukur bersama dengan mengundang pendeta untuk datang ke rumah Sobar.

Sobar kelihatannya sibuk mengontak pendeta, mengingatkan kedua besannya akan pertemuan sorenya. Rupanya meraka sudah mempersiapkannya, bahkan ingin menginap bersama di kediaman Sobar. Besok mereka mau mengajak Ganis pergi bersama cucu-cucu yang lain ke Waterboom.

Kebahagiaan keluarga ini bukan main… Puji Tuhanb, Astungkara. Sangat melimpah semoga kehidupan selalu mendatangkan kebahagiaan dari segala penjuru, kata Sobar, dan dia Astungkara in oleh anak dan sitrinya.
Puri Gading, Minggu Pagi, 12 April 2015




Tidak ada komentar:

Posting Komentar