Social Icons

Selamat Datang di Blog Itik-Bali

Selamat Jumpa Pembaca yang budiman, selamat datang di blog ini. Blog ini dibuat hanya untuk proses pencurahan hati dan ingin menghibur pembaca sekalian.

Dengan bahasa ringan sehari-hari, saya ingin berbagi cerita pendek yang mudah-mudahan bersambung, sehingga pembaca sekalian diundang untuk melepas lelah dan penat di blog ini.

Semoga pembaca sekalian menikmati dan terhibur setelah membaca. Tentu komentar dan saran anda sangat kami nantikan.

Salam

Minggu, 20 Maret 2016

Ayo Senyum



Yang Suka Boleh baca “Senyumpun Tak Dilarang”

Beberapa hal aneh saya alami dalam hidup ini yang mungkin susah dilupakan dan terkadang menjadikan geli bila mengingatnya, diantaranya saat baru menjadi:  murid sma, menjadi mahaisiswa, kerja sebagai PNS, dan kerja di beberpa tempat. Diantaranya akan ditulis sebagai bahan share semoga dapat mengundang senyuman atau kah menggugah kemarahan karena mengganggu emosi pembacanya. Itu harapan penulisnya tentu.
1.      Saat SMA
Kami masuk sekolah SMA, sangat jadul. Punya celana panjang hanya satu, kalau memakainya juga naik ke atas tempat tidur karena takut koior dan lecek. Saat itu kami menjadi anak kos. Umur segitu masih banyak geng di kota termasuk kota dima sekolah kami berada. Singkat cerita kami sering nongkrong di Jl Gajahmada setiap malam, karena suntuk belajar dan listrik juga masih belum terang. Di saat pulang kampong kami di siding orang tua, yang mendapay laporan seorang guru smp yang ngajar di kota yang sama. Kami di ceramahi orang tua panjang lebar. Kami hanya menenangkannya, dengan sebuah janji Kalau Kami bertanggung jawab dengan hasil maksimal dan ijazah tepat waktu.  Akhirnya orang tua tenang dan tidak mau percaya denga berita sejenis.

2.      Saat Kuliah merantau lebih jauh lagi.
Kami merupakan orang kampong kami yang mendobrak tradisi. Walau ada kebiasaan di kampong kami orang sekolah merantau pasti jual sawah atau tanah tegalan. Kami yang taka da warisan, memberanikan diri kuliah merantau ke ibu kota> Tentu kedua orang tua dan adik-adik merindukan kalau kami sesekali pulang. Suatu saat liburan saya pulang kampong. Biasa selepas sandikala (magrib) biasaah anak muda nongkrong di warung, ya neranilah karena uang TID –Tunjangan Ikatan Dinas- masih ada. Saat itu banyak sekali anak dara dab bujang yang nongkrong. Orangtua ku, tepatnya ayah melihat dan ikut masuk kewarung. Neliau langsung memanggil aku. Dengan pesan, tolong kamu pulang, nggak tahu tadi ibu mencari kamu. Cuma itu pesan kemarahan beliau, akupun pulang dan ngobrol sama ibuku. Kutanyakan apa benar beliau mencariku. Dia hanya ketawa. Nah itulah ayahmu, kalau anaknya tak pulang dirindukan agar pulang, sudah pulang dia pusing sendiri dan berharap cepat kembali ke rantauan, katanya. Betul saja tak lama ayahku menyusul pulang dan menyuruhku besok mencari tiket untuk segera kembali ke ibukota, dan melarangku lama lama libur di kampong. Alah makkkkk

3.      Saat Mulai Jadi PNS
Aku beruntung mengikuti pendidikan ikatan dinas, lulus hnaya dalam lima semester, karena ada program nasional diklat perhubungan, sehingga aku ikit widusa bulan Pebruari, padahal harusnya bulan Agustus. Kami langsung di angkat menjadi CPNS. Tapi untung tidak selamanya bisa di raih, karena pergeseran pejabat pengangkatanku terbengkalai sampai 1 Januari tahun berikutnya, sehingga jadi ‘pengangguran’ hampir setahun. Namun pengangur total rupanya tidak terjadi padaku, aku dikontrak kerja di Unesco selama empat bulan, dan tetap menjadi guru sma.
Hal lucu yang ku alami adalah saat libur ke kampong. Ibuku saat aku buka baju beliau bertanya apadaku. Apa kamu sudah kerja nak. Sudah kataku. Lho orang kerja kok tidak memakai baju kaos dalam. Hahahaha rupanya beliau memperhatikan kebiasaanku yang tak suka memakai kaos dalam. Beliau hanya berpesan : Kalau sudah kerja, pakialah pakaian dalam yang lengkap. Kalau bisa belilah satu potong pakian secara rutin, walau hanya itu celana atau kaos dalam. Ingat badan mu itu adalah assetmu yang paling  berharga. Itu pesan sederhana selalu teringat di benakku.

4.      Apakah aku merubah nasib orang?.
Saya ingat sekali suatu saat ketemu dengan stafku di salah satu subgidang di kantorku di  Jakarta. Kami ngobrol santai habis makan makanan kecil. Di ruangan memang sudah rada sepi karena kami pulang belakangan, ada yang masih di ketik setafku ini, dan aku menunggunya. Tiba-tiba ia berkata : Pak, coba kalau DP3 saya baik saja terus, saya sudah menjadi pegawai Departemen Keuangan pak, katanya. Ku jawab kenapa mas. Dulu tahun sekian, kan DP saya sempat tidak baik pak. Coba bapak paksakan untuk baik kan nasib saya tidak begini. Kira-kira itu ucapannya. AKu ternyuh, terus ku ingat, benar saja dia pernah beberapa lama meninggalkan pekerjaan tanpa ketahuan alasannya. Karena kakaknya sobatku, kupanggillah dia melalaui kakaknya. Dia datang aku suruh kerja seperti biasa. Saat membuat penilaian prestasi kerja kusuruh dia membuat sendiri sesuai apa yang pernah dia lakukan. Disitulah dia menulis salah satu unsur tidak baik. Kuingat itu. Lalu ku katakana, itu bukan saya yang membuat penilaiannya, kan kamu sendiri menilai dirimu sendiri kataku. Terus iya menjawab, coba bapak paksakan saya ngsisi baik semua mungkin saya sudah menjadi pegawai Departemen keuangan, karena saaat itu banyak pegawai ditempat kami menggunakan tawaran yang di berikan untuk pegawai instansi lain bergabung ke Departemen keuangan. Benar juga ya coba ku paksakan beri nilai baik, dia mungki merubah nasibnya di Deparemen Keuangan. Tapi ya sudahlah, itu karena ulahnya sendiri.

5.      Sangat Sportif
Kejadian lucu saat aku menjadi instruktur di Balai Diklat Penerbangan Jayapura. Seperti biasa ku acak dari siswa untuk maju menyelesaikan masalah. Pada suatu saat aku suruh siswa bernama sebut saja “Mote”. Kuminta dia menyelesaikan soal matematika sma yang sederhana hanya mencari penjumlahan matriks (2x3), dia belum juga menyelesaikan pekerjaannya padahal banyak temannya yang sudah melewatkan kerjaannya. Tiba-tiba dia mendekatiku. Bapak katanya, aku tak bisa mengerjakan soal itu pak. Hukumlah aku katanya. AKu terkaget, dan spontan bertanya. Hukuman apa? Yanyaku. Jawabnya : lari keliling lapangan 10 kali, atau push up 30 kali. Akhirnya kubilang tak usah, sudah kau duduk saja, nanti belajar lagi bapak kasih tahu.

Nah segitu dulu sharingnya …………….. semoga berguna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar