Social Icons

Selamat Datang di Blog Itik-Bali

Selamat Jumpa Pembaca yang budiman, selamat datang di blog ini. Blog ini dibuat hanya untuk proses pencurahan hati dan ingin menghibur pembaca sekalian.

Dengan bahasa ringan sehari-hari, saya ingin berbagi cerita pendek yang mudah-mudahan bersambung, sehingga pembaca sekalian diundang untuk melepas lelah dan penat di blog ini.

Semoga pembaca sekalian menikmati dan terhibur setelah membaca. Tentu komentar dan saran anda sangat kami nantikan.

Salam

Rabu, 06 Juli 2016

Belajar Kesederhanaan Ala Kampung



“BELAJAR KESEDERHANAAN DARI MASYARAKAT KAMPUNG”

Lebaran ini, libur lumayan panjang. Teringat waktu masih di desa dengan segala keserhanaan. Kesederhanaan hidup, kesederhanaan pandang, kesederhanaan berfikir dan lain sebagainga, termasuk menyebutkan hari raya. Hari raya inti Hindu sudah pada di kenal masyarakat, dengan Galungan yang paling ramai, karena ada acara potong memotong hewan, sehingga bagi anak-anak dan penduduk kampong lainnya merupakan acara yang dinanti nanti disamping sembahyang bersama juga ada makan ‘besar’ karena pasti ada daging. Sehingga hari raya dimudahkan menyebutkan sebagai Galungan saja. Dalam rejeki yang tertunda juga sering disebut Kalau nggak Galungan ya Kuningan, untuk menggambarkan bahwa kalau rezeki nggak akan kemana, hanya waktunya saja yang tertunda.
Hal memudahkan ini kemudaian berlangsung juga untuk menyebutkan hari raya untuk teman-teman umat agama lain, seperti untuk Idul Fitri disebut dengan Galungan Jawa, itu mengacu pada pendatang yang sering disebut ‘nak’ Jawa, yang kalau dulu umumnya tinggal di Kampung Jawa, sehingga saat kami kecil bila mencari teman yang merentau ke kota kami dari luar daerah, sangat mudah ditemukan di Kampung Jawa ini. Untuk Imleks disebutkan dengan Galungan Cine, demikian pula dengan Natal disebut dengan Galungan Kristen.
Cara piker yang sederhana masyarakat menjadikan semuanya sederhana, sehingga untuk menyebutkan Hari pertama sesudah hari rata pun diidentikkan dengan yang berlaku di Bali. Untuk hari pertama sesudah Galungan disebut Umanis Galungan, demikian juga untuk Lebaran ke 2 disebut  Umanis Lebaran, dan lain sebagainya.
Demikian pula dengan kebiasaan musim atau cuaca yang menyertai. Seperti kita ketahui untuk Imleks teman-teman yang merayakan mengharapkan turun hujan. Sehingga untuk daerah kami yang bila Imlek biasanya dihindari untuk kegiatan outdoor, karena dikhawatirkan hujan. Saat membakar genteng misalnya yang didahului dengan menjemur genteng, bila nertepatan dengan Imlek selalu dihindari, karena kawatir akan hujan, mengingat pengalaman kami Imlek umumnya di barengi dengan hujan.
Dikampung sering kita dengar dari ucapan orang tua kita kepada anak cucunya, pertanyaan seperti ini. He Wayan, kok tak sekolah?. “Libur Bu, Idul Fitri” ooooo Galungan Jawa ya, ibu lupa, begitu kira-kira perbincangannya. Untuk Imlek biasanya ditandai dengan adanya beberapa orang yang membersihkan beberapa kuburan (Bong) yang ada di sudut Setra (Tempat Pemakaman Desa Adat), orang-orang yang lewat umumnya nanya. Kapan Galungan Cine nya, “Hari ini Galungan Cine”. Kalau sudah begitu banyak anak-anak ikit membantu membersihkannya. Karena biasanya mereka dibagi kue atau hadiah kalau pemiliknya datang sembahyang. Biasanya mereka datang menjelang siang.
Dari semuanya itu terlihat kesederhanaan berfikir masyarakat, mereka mengidentikkan kegiatan lain dengan kegiatan mereka sendiri, Galungan Jawa digunakan untuk Idul Fitri, merujuk pada teman-teman pendatang saat itu yang umumnya dari Jawa, beragama islam, sehingga Jawa diidentikan dengan muslim (walau sebenarnya tidak sepenuhnya benar, karena teman Jawa dan pendatang lainnya tidak semuanya muslim), Galungan Cina Untuk Imlek, merujuk pada yang mereyakannya umumnya teman peranakan Cina.
Cara berfikir masyarakat sangat sederhana, namun sangat mudah memahaminya. Cara berfikir mereka sederhana dengan tidak ada tendensi macam-macam. Semoga pemikiran itu tetap lestari dan berkembangs esuai zamannya sehingga kerukunan umat di negara kita ini tetap berjalan dengan baik, tetap saling menjaga, saling menghormati satu sama lainnya.
Selamat Merayakan Idul Fitri 1437 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar