Social Icons

Selamat Datang di Blog Itik-Bali

Selamat Jumpa Pembaca yang budiman, selamat datang di blog ini. Blog ini dibuat hanya untuk proses pencurahan hati dan ingin menghibur pembaca sekalian.

Dengan bahasa ringan sehari-hari, saya ingin berbagi cerita pendek yang mudah-mudahan bersambung, sehingga pembaca sekalian diundang untuk melepas lelah dan penat di blog ini.

Semoga pembaca sekalian menikmati dan terhibur setelah membaca. Tentu komentar dan saran anda sangat kami nantikan.

Salam

Sabtu, 15 Februari 2014

Rani-14 RANI NGIDAM KEPITING



“RANI NGIDAM KEPITING”

Hujan subuh-subuh membuat tidurku semakin nyenyak saja, sampai aku tak sempat mengantarkan suamiku ketika hendak berangkat kerja, padaha; seperti biasa yang kulakukan walau hanya sampai depan pintu gerbang aku tetap mengantarnya. Memang semenjak aku hamil kelakuaknku kok aneh ya. Kasihan suamiku. Seperti semalam sudah Jam 01 30 aku minta dibelikan kepiting asam manis, sehingga nggak kesampaian karena tempatnya cukup jauh dari rumah.

sumber www.google.com
Akupun ngambek karena tidak terpenuhi keinginanku. Ngidam kali ya. Padahal ini bukan keinginanku sendiri ya. Memang ngidamku aneh-aneh saja, terutama jam kepinginnya itu. Hal itu membuat jadwal tidurku menjadi kacau. Aku lebih sering tidur menjelang subuh, dan tidur sore menjadi acara wajibku. Untung saja tengah malam aku masih mempunyai teman bbm an atau facebook an, terutama teman-teman chattingku yang agak galau begitu, yang dinas malam atau yang sedikin imnos. Untung ada teknologi bbm dan facebook, Terima kasih teknologi sosmed.


Pagi itu jam 10 lewat aku baru berangkat ke kampus, dan karena masih sedikit menahan kantuk aku minta Yande menghantarkanku. Biasanya aku hobbi sekali nyetir sendiri, mungkin bawaan bayiku. Aku menjadi lebih berani menyetir mobil. Sebelum masuk kampus aku minta di ajak muter dulu menyusuri jalan tol di atas perairan. Aku ingin menghirup wangi air laut, serta wangi hutan bakau yang kurasakan mempunyai aroma khas yang menyegarkan bathinku. Aku buka kaca jendela mobil seperti biasa. Demikian juga hijau bukit yang melatar belakangi gagahnya gunung menjulang kusaksikan sepanjang jalan tol. Semua menentramkan hatiku.

Yandepun sangat patuh dengan keinginanku, bila ku minta pelan atau berhenti dia akan segera melakukannya dengan sangat sopan. Memang Kanjeng Mami mertuaku sangat cerewet mewanti-wanti semua orang rumah agar mengikuti kemauanku selama kehamilanku. Kalau tidak beliau akan sangat marah kepada mereka. Seperti kegagalan mendapatkan kepiting semalam kalau beliau tahu pasti akan marah besar ke suamiku.

Mobilpun rupanya sudah masuk parkiran dekat lab dan ruangan kerjaku. Yande aku minta langsung pulang, dan menjemputku kalau sudah kupanggil. Kuminta barang-barangku tak usah dia bawakan masuk ruangan. Dan kuminta di taruh saja di bangku di bawah pohon dekat parkiran karena aku ingin duduk-duduk sebentar sebelum masuk ke ruanganku.

Kekesalanku dari semalam berlanjut sampai siang ini. Aku tak mengerti mengapa ya suamiku tidak bisa mendapatkan kepiting  yang aku minta semalam?. Apa dia lupa dengan hari ini merupakan hari yang bersejarah kami ketemuan untuk pertama kalinya bertemu. Padahal kutahu Cokde suamiku itu, orangnya sangat detail, sangat bagus agendanya. Kenapa ridak hanya sekedar memberikan apa gitu untuk mengingat apa yang telah terjadi hari ini. Apakah karena sekatang sudah banyak mahasiswi bimbingannya yang bahenol, dan aku lagi tak cantik karena sedang hamil ya. Akh terlalu liar pikiranku.

Padahal menurut Kanjeng Mami, sejak aku hamil aku kelihatannya lebih cakep, lebih manis, dan lebih berwibawa. Hahaha ……. Apa itu hanya mebuat hatiku senang saja ya. Yah terserahlah setelah aku berjalan jalan melihat-lihat parkiran berapa lama, pikiran lebih fresh akupun masuk ke ruang kerjaku yang berdampngan dnegan laboratorium penelitianku.

Begitu aku membuka pintu ruang kerjaku, aku kaget ada aroma yang sangat kukenal, tapi saat aku masih dinas di Papua. Oh iya itu farfum ku Salimar, rupanya farfum itu ada yang menyemprotkan di ruanganku. Farfum Itu sudah aku tak pakai lagi sejak menikah, tepatnya sejak aku meninggalkan Papua. Kuperhatikan di atas mejaku telah terdapat sebuah buket, seikat mawar merah, persis merahnya seperti merah bibirku. Nggak tahu kok tadi aku memakai lipstick warna itu ya. Memang benar semenjak aku hamil kok aku senang dandan dan ber make up menor. Akh terserah apa kata orang yang penting hatiku senang.. Toh aku lebih banyak di ruangan lebih banyak terbenam dengan perhitungan statistik hasil penelitianku. Itakan mawar itu di taruh diatas sebuah bungkusan kecil. Pelan pelan kuambil mawarnya kuciumi, terima kasih suamiku kau memang sangat memperhatikanku. Maafkanlah aku telah salah menilaimu. Kukira engkau lupa dengan hari special kita. Samil aku berguman…. “sekuntum mawar merah….. yang kau berikan kepadaku………> akh lagu itu seringku dengar saat emnghadiri hajatan perkawinan, atau menjadi lagu wajib beberapa teman saat karaokean.

Bungkusan kado kecil yang terbungkus rapi dengan kertas emas, diikat pita merah semerah mawar, kucoba perlahan perhatikan. Rasa ingin tahuku memuncak, tak sabar kuambil cuter dan kubuka. Sebuah tulisan “Salimar du Farfum”. Untung aku ingat saat ini berbadan dua. Hampir saja aku teriak dan meloncat kegirangan. Terima kasih lagi suamiku. Kau sangat pandai mengikat masa laluku dengan masa kiniku, itu semua bergelora di hatiku.

Kucoba menghubunginya, mau mengucapkan terima kasih. namun handphonenya tak aktip. Mungkin lagi di depan kelas kali. Kurapikan bingkisan dengan ucapan “selamat merangkai hari-harimu Rani”=salam, suamimu,  Setekah meneguk beberapa tegukan air mineral yang kuambil dari dispenserku. Aku memulai dengan lanjutan perhitungan statistik data penelitianku.

Aku harus menghitung dan menguji dengan cermat hasil statistic dari data yang telah kuperoleh. Cokde telah mengarahkan untuk menggunakan metode yang terbaru, dengan software yang dia peroleh dari simposiun kesehatan dunia di India beberapa bulan lalu. Sayang aku masih mabuk parah saat itu sehingga aku tidak mau ikut serta. Aku tak mau merepotkannya di negeri orang. Padahal aku ingin sekali melihat Mew Delhi.

Kucoba running program paket yang telah ada dengan format data yang telah kupersiapkan beberpa hari belakangan ini. Aku tunggu beberapa saat sambil menciumi lagi ikatan mawar merah, sebagai perhatian yang polldari seorang suami kepada istrinya. Akh maafkanlah aku Tuhan telah berfikiran yang bukan-bukan terhadap suamiku, Ialah yang telah memberikan kesempatan aku untuk menjadi bagian keluarga Puri Gading.

Setelah kuperhatikan output dari data yang lagi aku running ternyata hasilnya sangat pas dengan apa yang aku harapkan, Ku cek kembali, akh hasilnya konstan dan stabil. Kusimpan hasilnya dan kubuatkan satu eksempler print out nya. Akan aku diskusikan dengan promotorku, hehehe salah satu adalah suamiku.  Mudah-mudahan mereka setuju, sehingga aku dapat mengirimkannya segera ke Jurnal Internasional sebagai persyaratan yang diberlakukan di Universitas, khususnya di Sekolah Pasca Sarjana.

Aku lihat arlojiku, tak terasa waktu berjalan cepat sekali sudah pk 14 15 rupanya aku sudah menghabiskan tiga gelas air putih, memang hamil ini menjadikan aku cepat haus. Aku merapikan printout ku, mengirim ke Promotor via emailnya apa-apa yang telah aku peroleh, dan melaporkan perkembangan penelitianku. Aku tidak ‘ngeh; suamiku telah berdiri di pintu, rupanya dia masuk tanpa mengetuk pintu, mungkin karena pintu sengaja aku buka sedikit karena AC aku matikan. Enggak tahu aku sedikit mual dalam hawa AC.
“Bagaimana Ran, hasil running programnya, apa masih besar errornya?”
“Tak sadar aku peluk dia, kuucapkan terima kasih atas perhatiannya, telah mengirimkan ikatan mawar dan kado spesial itu”

“Habis tadi maunya dikirim ke rumah, tapi kulihat tidurmu sangat lelap, ku hanya membetulkan selimutmu saja, sambil mencium keningmu. Lalu berangkat ke kampus karena aku telah janji untuk memberikan stadium general kepada semua mahasiswa bimbinganku, sambil membiasakan diri memberikan kuliah umum dalam ruang besar”.
“Bagaimana kuliah umum nya apa sukses”.
“Ya boleh dikatakan begitu, mereka sangat antusias bertanya, dan pertanyaannyapun sangat berbobot, mahasiswa sekarang sangat kritis”

Kulihat suamiku sangat gembira dan bahagia dengan kesuksesan kuliah umumnya. Kulapori bahwa hasil runningku sangat bagus, dengan nilai error yang kecil, dan tingkat kepercayaan data yang sangat tinggi. Sudah aku kirimkan ke promoter via email, sekalian melaporkan kemajuan penelitianku.
“Ok tapi kamu tak boleh memporsir diri ngerunning pogram itu. Jaga kesehatan, jangan memaksakan diri”.

Ternyata suamiku belum makan, saat kutanya malah dia mengajak pulang sekalian makan siang bersama, untuk merayakan Hari Ketemuan Pertama kami. Ku iyakan dengan bergegas merapikan diri –biasa biar menor, bawaan bayi kali-dan pekerjaan di atas meja kerja, dan tidak mengambil waktu lama aku telah berdua di mobil suamiku. Keluar areal kampus.

Aku sebenarnya kangen mengendarai VW safari terbuka berdua. Tapi Kanjeng Mami melarang, memakainya selama aku hamil dan ikut di mobil itu. Padahal aku ingin sekali. Kok jenis ngidam aneh lagi kali ya ini. Mau kemanakan=h Cokde ini tanyaku dalam hati kok lewat jalan yang enggak biasanya, aku lebih banyak diam, karena rasa ngantukku datang, rupanya acara tetap tidur sore ini sudah masuk jadwal dan mulai menyerangku.

Mobilpun dipacu tidak terlalu cepat, akhirnya berbelok masuk halaman sebuah Restoran China, aku berdua masuk, dan aku ngelendot saja tak mau lepas dari pegangan tangan suamiku. Inginnya mesar-mesraan saja. Sampai aku tak tahu restoran apa ini. Aku dipersilahkan duduk di sebuah ruangan VVIP, no smoking area.  Sementara aku pamit ke toilet, para pramusaji menyiapkan hidangan. Setalah kembali, kuperhatikan kok semua masakannya serba kepiting ya.

“Inilah ma -dengan mesranya dia memanggilku mama- restoran special kepiting yang aku datangi semalam, alu tak bisa memesan lagi karena restoran sudah mulai tak melayani tamu baru, mau tutup, dan ku reserve saja untuk siang ini, Pasananku, kuharap cocok seperti apa yang diidamkan dari semalam. Kepiting asam manis. Biar anak kita jadi tukang tidak ngeces nantinya. Hahahahahhh

Pramusajipun  mempersilahkan kami memulai makan setelah berterima kasih dan mengucapkan selamat datang di Bee Nikmat Spesial Kepiting. Selamat menikmati. “Nah ini yang aku inginkan dari semalam ternyata ada disini……… terima kasih suamiku tersayang.
”Selamat Menikmati”
“Terima kasih Cokde, dan maafin aku karena telah merepotkan saja”.
 “Ngak apa-apa kan untuk anak kita”
Merakapun dengan sangat mesra dan romantis menikmati makan siang di sore yang gerimis itu. Reken reken untuk merayakan hari jadian kita, memenuhi keinginan –ngidam- anak kita, serta merayakan keberhasilan peneliatan………………….  Semua terakumulasi membuat hati mereka tambah bahagia.
Dan haripun sudah mulai gelap, mereka melaju kembali ke Puri gading.

Puri Gading, V-day Plus.
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar