Social Icons

Selamat Datang di Blog Itik-Bali

Selamat Jumpa Pembaca yang budiman, selamat datang di blog ini. Blog ini dibuat hanya untuk proses pencurahan hati dan ingin menghibur pembaca sekalian.

Dengan bahasa ringan sehari-hari, saya ingin berbagi cerita pendek yang mudah-mudahan bersambung, sehingga pembaca sekalian diundang untuk melepas lelah dan penat di blog ini.

Semoga pembaca sekalian menikmati dan terhibur setelah membaca. Tentu komentar dan saran anda sangat kami nantikan.

Salam

Rabu, 19 Februari 2014

Sobar-3 CONGRATULATION RENO


                                                            "CONGRATULATION RENO"

Reno, dengan menunjukkan kualitasnya saat Sidang Skripsi yang diteruskan dengan sidang Tesis Magister tekniknya dua minggu kemudian. Para penguji dibuatnya terkagum kagum, walau dalam sidang terakhir ini Pak Serang tidak sempat mendampinginya karena keberangkatannya keluar negeri di ajukan secara mendadak karena urusan manajemen. Ia pun hanya didampingi oleh Ibu Marlina, yang terlihatb sangat gesit membela Reno pada siang itu. Seakan Ibu Marlina tidak mau kalah pamor dengan anak bimbingannya. Semua menunjukkan kelasnya masing-masing.

sumber www.google.com
Setelah sidang, Reno sempat menghantarkan beberapa buku bawaan Ibu Marlina ke ruangannya, sambil menungu dan melihat-lihat ruang kerja IbuMarlina secara detail/ Dalam hati Reno kenapa ya di dalam ruangan ini tidak ada lukisan yang menunjukkan feminimitas. Apa ibu Marlina gersang begini ya hidupnya. Akh pikiran liarku keluar. Tapi semua gambar dan lukisan menunjukkan aliran futuristis, semuanya melewati jamannya.



"Ayo Reno, apa yang kau perhatikan itu, apa kau tak setuju dengan pilihan lukisan ibu"
"Bukan tak setuju, tapi....."
"Akh tak usah kau lanjutkan pasti kau akan memberikan penilaian miring ya"

Setelah berbincang sebentar, dan mengucapkan terima kasih atas bantuan Ibu Marlina sebagai pembimbing, Reno pun berpamitan. Ibu Marlina memandang Reno tidak seperti biasanya. Pandangan itu kelihatan sangat bahagia. Terlihat rona merah di pipi Bu Marlina. "Dia memang cantik......... akh kenapa mereka membiarkan Marlina menyendiri sampai saat ini. Pntar, catik...... hanya lebih tua dikit dariku. Coba kalau ,,,,,,
"Hehehe kau ngelamun ya Reno"
Cepat kau selesaikan administrasi di bagian administrasi Fakultas, agar kau bisa ikut wisuda bulan depan. Oh iya. Bu. Terima kasih mengingatkan.

"Reno, seharusnya kamu sudah lulus beberapa semester yang lalu, tapi..... sayang"
"Lho kenapa Bu,.....Ibu sampaikan saja kepada saya, toh sekarang saya sudah dinyatakan lulus"
"Akh tidak baik, Reno. Lebih baik kamu tak tahu saja, biarlah rahasia itu ibu simpan sendiri"

Itulah dialog ku terakhir dengan Ibu Mar, Ibu Marlina, yang meminta aku memanggilnya Ibu Mar saja agar dia merasa lebih muda. walau menurutku walau umurnya sudah tiga puluh lima, tapi lincahnya seperti mahasiswa sekelasku, malah lebih gesit, lebih energi.
Akupun disalami Bi Mar, dan aku sempat saling memandang. Kulihat ada bara api di matanya. Ada gemuruh magma di dadanya, kulihat lebih cepat, naik turunnya.

Akh aku segera menyelesaikan administrasi ke Fakultas, agar aku dapat ikut wisuda. Dan aku dapat menyenangkan terutama hati Bu Mar. Bu Mar.... BU Mar. kenapa senyum itu terus kulihat, debaran dada itu selalu melekat lengket di ingatanku. Apakah ini salah...... tanyaku. Ternyata aku over bahagia, karena aku telah lulus, Aku telah membayar luna utang ke orang tuaku tentang studi, dan juga dapat menyenangkan hati orang orang yang memperhatikanku. terutama dua orang yang sekarang lekat di hatiku. Luna...... dan Bu Mar.

Rupanya berita kelulusanku sudah sampai ke orang tuaku, dia menawarkan aku seorang gadis untuk menikahinya, dia masih kerabat keluargaku. "Tidak ayah, biarkanlah aku menikmati dulu masa indah kelulusan ini, janganlah menawariku untuk segera berkeluarga saat ini". Terima kasih ayah kau memang menegrti kebutuhan anak-anakmu.

Malah kau kau katakan saat kau seumurku engkau sudah memiliki tiga anak, Akh itu kuno...... itu kuno. Lho kenapa aku mengatakan ayahku kuno. Apa itu bukan suatu kemajuan, karena ia berani bertanggung jawab, saat masih sangat muda melangsungkan pernikaahn. Ya memang namanya juga anak, walau aku sudah berpengahasilan cukup untuk berkeluarga, ayahku tetap menawarkan biaya, karena ketidak mauan ku untuk menikah mereka artikan aku belum siap biaya. Hahahahahaah

Akupun bersiul siul, merapikan buku-buku ku di ruang belajar. Selamat tinggal sementara bukuku dan terima kasih engkau telah membeikan aku ilmu. Semoga engkau bisa aku gunakan ilmumu untuk mengarungi kegembiraan ku saat ini dan seterusnya.

Senyum Bu Mar dan senyuman Lina masih silih berganti hadir di benakku. Rasanya aku ingin memberikan hadiah ciuman kepada mereka, seperti yang aku berikan kepada beberapa mantan pacarku. Mereka putus gara-gara aku kelamaan tidak jadi sarjana. Ku ingat pesan ayahku syarat untuk menikah, aku harus lulus sarjana dulu.

Tung......... ada bbm masuk. ku baca ternyata dari Luna yang mengucapkan selamat kepadaku, karena kelulusanku dia dengar dari Pak  Sobar, yang katanya dikabari Pak Serang. Nah ini kabar gembira berantai. Bu Mar mengabari Pak Serang, Pak Serang mangabari Pak Sobar. Dan Pak Sobar mengabari Luna. Ingin rasanya aku datang dan memberikan pelukan terima kasih sama Bu Luna. hanya saja, kebetulan saat ini dia ada di Beijing bersama keluarganya menikmati musim semi. Terima kasih Bu Luna......jangan lupa oleh-olehnya, balasku bbm nya.

Senja rupanya telah menyambut malamitu, rona jingga kulihat dari jendela kamarku, Wajah kedua wanita itu seakan tak bisa hilang dari benakku. Hanya senyum Ibuku yang kelihatan memberikan semangat, ayo Reno tunggu apa lagi. Laksanakan apa yang kamu mau, kamu masih muda... jangan seperti bapakmu buru-buru nikah.

Hahahahaa memang memang aku capek sekali, aku mau tidur sejenak. Ternyata baru tertidur kulihat ada bbm masuk ke hp ku. Ternyata bbm dari Bu Marlina. Bu Mar Bu Mar. Ada apa ini....aku  capek. Kubiarkan saja, tak kubaca, dan telat kubaca .......... ternyata undangan untuk menikmati kopi di sebuah cafe. Dan ditunggu jawabannya segera.

Kujawab OK segera menuju TKP Bu Mar. Tapi maaf mungkin telat sedikit. Ku mandi dan merapikan diri, maklum aku tak mau mengecewakan Bu Mar. Ku cabut dengan penampilan asliku, dengan celana kodore cokelat, kemeja lengan panjang tanpa kaos dalam, tak lupa kua semprotkan dodoran Adidas kesukaan serta beberapa semprotan farfum adaidas pula. Ya kombinasi mahasiswa abadi dan pengusaha real estate lah.

Bu Mar sudah duduk, disebuah meja tepat dipojokan cafe. "Maaf Bu, terlambat , soalnya tadi ada perpisahan dikit"
"perpisahan dimana"
"Perpisahan dengan temen setia selama ini bu"
"pasti cewek ya Reno, betapa senangnya hatti wanita itu ya kenal denganmu"
 Hahaha ibu percaya saja, saya baru sempat mengadakan perpisahan dengan buku-buku saya yang terkait thesis dan skripsi itu bu.

Hahahaaha Bu Mar kulihat ketwa terpingkal.......... "Akh kamu bisa saja membuat ibu cemburu Reno".
"Bu Mar, kelihatan cantik dan jauh lebih muda malam ini Bu".
Kucoba menggodanya.
"Kamu ada-ada saja Reno, memangnya Ibu sudah tua apa?"
Kelihatannya gayungpun bersambut.
Sangat mesra perbincangan kami malam itu, sampai-sampai tak kusadari aku telah melewati tengah malam.

Live musik di cafe, mendendangkan lagu-lagu Bosanova. Beberapa kali kami diundang untuk turun oleh pemandu acara maupun olhe vokalisnya, kami tidak menghiraukannya.
"Bagaimana bu, apa kita turuti undangan terakhir ini"
"Okelah....... kita turuti reno"
Akupun mengikuti irama Bosanova yang didendangkan penyanyi band "Lamunan Senja". Kami terhanyut, dan ku lihat Bu Mar sangat menikmatinya.

Kuusap sedikit bahunya, ternyata Bu Mar memberikan isyarat. Nah kapan lagi pikirku. Kubisikkan boleh Bu. "Silahkan saja". Ku coba cium mesra bibirnya,d an kelihatan Bu Mar juga menikmatinya. Lagupun berakhir dan aku kembali ke mejaku.
"Terima kasih Reno"
"Maaf lho Bu, itu lagunya yang menghanyutkan suasananya...'

Kami selesaikan bill, ternyata Bu Mar tidak berkenan aku bayari. Katanya itu undangan dari nya, sehingga dialah yang bayar. Kamipun menghantarkan Bu Mar keluar, sampai ke lobbi, dan kulepaskan Bu Mar di tengah malam dengan hati yang berbunga-bunga, Bu Mar melesat diatas mobilnya dibawa drivernya.
Terima kasih bu Mar, terima kasih Bu Mar.

Terima kasih......
Terima kasih teriakku

Tok..tok..tok...tok...tok
Bang, Bang bangun..... kudengar suara itu samar-samar. Itu suara adikku.
Akupun terbangu,
Ternyata aku bermimpi......
Bu Mar.... Bu Mar.

Bang itu tadi ada kiriman ucapak selamat dengan kue tart, dihias sekuntum mawar pink bang.
Mana-mana, Kulihat......."Congratulation Reno Atas Kelulusannya" Luna itu tulisan sangat singkat namun sangat berarti buatku. Terima kasih Luna, Walau kau di Beijing, tapi kau masih sempat-sempatkan ngirimi aku bunga. Semoga cintamupun kau kirim pula. Love You Luna.

===========================================Bintaro, 19 Pebruari 2014--




Tidak ada komentar:

Posting Komentar